BERHARAP KETOPRAK
"Malam ini makan apa bunda?." Kata ayah sambil membuka tudung saji. Sedikit rasa malu ku jawab: "Kita beli aja ya yah." Dengan wajah kecewa, tanpa sepatah kata pun,, suamiku pergi mengambil kunci motor yang terletak pada gantungan kunci tempat biasanya kunci motor diletakkan. Kemudian suamiku berlalu keluar rumah. Menghidupkan motor dan suara motor semakin lama semakin pelan. Tanda sudah menjauh.
Selama kepergian suamiku, hatiku sedih karena tidak bisa menyajikan masakan untuk disantapnya malam ini. Hati ini semakin sedih ketika putriku berkata: "Bunda, ayah kemana?. " Aku hanya memberi isyarat dengan mengangkat sedikit bahuku. Muka manyun terlihat diraut wajah anakku. Hatiku bertanya-tanya apa agaknya yang akan dibeli oleh suamiku?. "Apakah ketoprak yang ku suka?." Begitu kata hatiku.
Tak lama kemudian suara motor terdengar semakin mendekat. Sepegetahuan ku itu bunyi motor kami. Tak lama juga terdengar ucapan salam, suara itu juga tidak asing ditelingaku. Itu suara suamiku sambil menjawab salamnya kembali. Suamiku masuk rumah sambil ku selidiki dengan sorot mata tepat ditangannya. Upss. Berharap ketoprak ternyata zonk. Ya, Zonk. Tidak ada apa-apa. Suamiku lupa bawa uang.
Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun Kepri
Bagus tulisannya ...
ReplyDeleteTerima kasih bu, masih tahap belajar. Salam kenal dari Karimun
DeleteEndingnya menarik...tak sesuai dg tebakan 👍
ReplyDelete😊😊😊
ReplyDeleteTerima kasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteEndingnya twist banget 😄👍 keren
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya bisa buat tulisan yang ada twistnya buk ditta. Lumayan menguras otak untuk menulisnya 😊😊
Delete