Kerinduan Menulis
Sudah 5 hari tulisan tidak nongol di blog ini. Makin kesini tulisan makin redup, maksudnya semakin berkurang. Tidak seperti diawal memulai buat blog, hampir tiap hari menulis. Bahkan sehari bisa dua atau
lebih yang ditulis. Semangat masih ada meski sedikit berkurang dibanding awal dulu. Setelah ditelusuri yang menjadi dasar tidak menulis karena tangan ini sakit teramat sangat. Mungkin dikarenakan selama di rumah efek dari
pandemi corona ini penggunaan gawai dan laptop terlalu intens hingga susah untuk berhenti. Posisi tangan pada penggunaan gawai dan laptop itu membuat tangan menjadi kaku dan sakit tepat pada siku bagian kanan dan belakangan
sakit itu terasa hingga keseluruh tangan kanan. Jari-jemari, lengan dan bahu semakin sakit. Sudah pakai obat olesan untuk mengurangi rasa sakit tapi hingga kini tidak pulih juga. Bahkan juga sudah makan obat tablet anjuran
teman yang dulunya pernah mengalami hal yang sama, masih juga belum hilang rasa sakit itu.
Tapi pagi ini rindu ingin menulis kembali. Itu pun berawal dari membaca cerita dari Omjay yang dijalaninya selama seharian kemaren menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Sehingga diri ini tergerak
membuka laptop dan ingin juga menceritakan apa yang dialami selama berada dirumah dengan berbagai hal yang dihadapi.
Kegiatan yang dilakukan selama masa pandemi ini yang berjalan hampir 1,5 bulan berawal dari rutinisas bersih-bersih rumah, berkebun merawat bunga-bunga yang karena kesibukan jarang tersentuh, mendampingi
putri semata wayang belajar, memasak, dan bergabung dalam kelas online belajar menulis bersama Omjay. Tapi tiga minggu belakangan ini sejak diterapkan belajar dari rumah dilakukan dengan menonton siaran TVRI yang membuat ku terhubung
kembali dengan anak-anak didik secara langsung kegiatan ku bertambah lagi.
Bolak balik memberi informasi tentang pembelajaran di google classroom, memberi tugas dan mengoreksinya. Berarti dengan begitu penggunaan gawai semakin lebih intens lagi dan itu semakin membuat tangan
ini terasa makin sakit. Makanya menulis dikurangi karena menyelesaikan tugas yang lebih utama mendampingi anak-anak didik sesuai dengan tugas yang telah diamanatkan. Suami juga sampai berkomentar kurangi kegiatan yang membuat tangan
ini sakit. Suami merisaukan keadaan saya yang selalu mengeluh dengan rasa sakit dan secara tak langsung membuat ia harus selalu mengurut tangan ini. Karena itu akhirnya saya hentikan sementara menulis tapi tetap memantau
perkembangan belajar online. Sesekali bertanya dalam sesi diskusi dan sesekali juga BW (Blog Walking), membaca tulisan teman-teman yang bagus dan enak dibaca. Yang membuat diri ini semakin iri kapan ya bisanya seperti teman-teman.
Sebenarnya jawabannya atas pertanyaan rasa iri tadi cuma dengan cara membaca dan menulis terus meskipun tulisan kita flat lama kelamaan akan berkembang. Minimal satu tulisan setiap harinya. Buat tulisan yang kita sukai dan kuasai.
Karena itu saya ingin bercerita sedikit tentang apa yang saya alami selama pandemi ini selain cerita diatas. Sudah tiga minggu berjalannya anjuran menteri pendidikan, agar anak didik belajar menggunakan media televisi dengan siaran TVRI. Siaran sudah lama ada tapi jarang ditonton untuk anak-anak sekarang dan
bahkan diriku juga. Ketika anjuran menonton siaran TVRI, terus terang dirumah saya juga tidak ada siaran TVRI. Karena ingin mengikuti anjuran Pak Menteri Pendidikan akhirnya suami menyeting kembali televisi agar dapat siaran TVRI tersebut.
Meski sudah tiga minggu berjalan anjuran tersebut, masih banyak anak didik yang belum melaksanakan anjuran dari Pak Nadiem Menteri Pendidikan Indonesia itu. Berbagai hal kenapa mereka tidak melaksanakan
anjuran itu. Diantaranya televisi di rumah yang tidak ada, televisi ada tapi tidak dapat siaran TVRI nya. Karena hal itu diberilah solusi untuk menonton TVRI melalui gawai. Yah kembali lagi mengalami hambatan seperti tidak
ada HP android yang mendukung untuk menonton, kemudian ada HP android tp tidak punya paket, bahkan punya HP android, paket ada eeee signalnya ga ada. Berbagai kendala dalam melaksanakan anjuran menteri pendidikan itu.
Meskipun begitu saya tetap menjalankan amanat yang diberikan dengan cara selalu mengingatkan dan mengajak anak-anak didik yang memiliki gawai untuk terus menonton dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dalam pembelajaran pada siaran TVRI. Saya guru matematika di satuan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama, pembelajaran matematika berlangsung dua kali dalam seminggu, di hari selasa dan kamis. Minggu pertama materi Perbandingan
dan Teorema Pythagoras, minggu kedua Aritmetika Sosial dan Lingkaran, dan minggu ketiga materi Pecahan dan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Setiap berlangsungnya siaran TVRI selalu ada soal-soal sebagai tugas anak-anak untuk latihan
dirumah. Untuk mengevaluasi tugas yang dikerjakan anak didik, saya mengumpulkan tugas anak didik dengan cara menggunakan aplikasi Google Classroom dan WA. Diawal menggunakan Google Classroom ada beberapa kendala selain signal yang buruk dan juga
banyak anak didik yang tidak mengerti cara penggunaannya. Perlahan-lahan diajarkan dengan berbagai tutorial akhirnya kini mereka sudah piawai menggunakannya. Meski memang masih ada sih yang belum bisa sama sekali menggunakan aplikasi Google Classroom sampai sekarang, mereka masih mau mengumpul hasil tugas melalui aplikasi WA.
Meski tidak semua anak didik yang mengumpulkan hasil tugas karena keterbatasan seperti yang disebut di atas, saya merasa senang pada mereka yang memiliki HP android tak pernah lupa mengumpulkan tugas yang diberikan.
Saking antusiasnya mereka, mereka selalu ingin cepat di nilai hasil kerjanya, dan dengan senang hati secepat mungkin saya menilai hasil kerja mereka dan menginformasikan hasilnya.
Terima kasih anak-anakku meski kita tidak bertatap muka kita masih bisa terhubung melalui media sosial. Semoga kalian selalu merasa haus akan ilmu dan ingin belajar, belajar dan belajar terus. Dan untuk anak didik saya yang memiliki keterbatasan mengikuti anjuran Pak Menteri semoga di rumah tetap belajar dengan menggunakan buku paket yang telah diberikan.
Wehehe ... semangattttttt
ReplyDeletethanks ya say harus semangat dan mengejar ketertinggalan yang cukup lumayan banyak. Salut sama dirimu meski lagi ngemong anak yang masih kecil tapi menulis jalan terus. Sehingga hasil tulisan semakin renyah dan enak dibaca.
DeleteKeadaan yg sama jg terjadi pd tangan acik ☹️ bikin tak nyaman.
ReplyDeleteSakit betol ye Cik. Hati nak berkary tapi tangan tak mengizinkan.
Delete