KUCINGKU
Melihat gambar yang dikirim Om Jay membuatnye ku teringat pada JENET kucingku yang pernah hadir dalam hidupku. Pada awalnya aku tidak suka kucing karena geli rasanya ketika bulunya tersentuh oleh kulitku. Biasanya setiap kali ketemu kucing aku selalu manjat meja atau kursi, dan bahkan sering juga ku usir. Tp tidak tau bagaimana dengan Jenet ini aku mulai suka, mulai senang setiap kali ia menyentuhku. Mungkin karena ia munggil, lucu, dan menggemaskan.
Jenet mengisi hari-hariku. Kemana pun ku pergi selalu mengikuti dan Jenet juga kucing pintar yang mengerti setiap kali ku meminta untuk diam, untuk tinggal di rumah, buang air di WC, dan lain-lainnya. Tak jarang juga dia selalu memanggilku kalau ada tamu yang datang dengan ciri khasnya ngeong-ngeong terus mengapai tubuhku yang terjangkau olehnya. Kemudian menuju kearah tamu yang datang. Bahkan diriku juga pernah berpura-pura pingsan. Oow betapa keras dan rusuhnya Jenet saat itu. Mondar-mandir, menyentuhku, dan juga memanggil siapa saja yang ada di rumah. Lucu ya Jenet ku.
Tapi kini ia telah tiada. Tak tau kenapa air mata ku keluar mengingat kejadian kepergiannya. Kejadiannya itu terjadi ketika ku pulang dari Les Bahasa Inggris. Aku turun dari bus, Jenet berlari mengejarku dengan menyeberangi jalan raya yang padat dengan kendaraan yang tak berhenti berlalu lalang. Ketika menyeberang Jenet ku tertabrak oleh sepeda motor yang dibawa dengan laju. Tubuhnya terpelanting beberapa meter. Di bawah kesadaranku, aku menerobos jalan untuk menghampirinya dan tanpa ku sadari tubuhku juga hampir tertabrak. Air mataku terburai, teriakanku kuat memanggil Jenet. Ku peluk Jenet yang tak bernyawa dengan darah yang bercucuran.
Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun Kepri
No comments:
Post a Comment