Saturday, April 25, 2020

Teknik Memasarkan Buku
Bersama:
Agus Subardana, S.E., M.M


Kamis, 23 April 2020, pembelajaran dilakukan lagi tepat dipukul 19.00 - 21.00 WIB bersama narasumber hebat yaitu Agus Subardana dengan tema Teknik Memasarkan Buku. Materi ini sangat penting dikuasai oleh kita yang akan menjadi penulis buku agar bukunya laku.

Sebelum sesi diskusi dimulai beliau menjelaskan tentang beberapa hal, yaitu:

Strategi Pemasaran Buku

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak-anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku. Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1.328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktif lagi.

Dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku, supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka kita perlu strategi pemasaran. Srategi pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis. Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Kenapa demikian, hal ini dapat dilihat dari jenis jenis buku yang di terbitkan. Jenis jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll).

Dari jenis-jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan. Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis. Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi : Faktor Mikro, yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya. Saat ini kami dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang kami terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 10.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.

Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas.

Dua strategi tersebut dapat kita jelaskan secara singkat sebagai berikut :
Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara.

  1. Pemasaran Buku Lewat Online

      Saat ini yang sedang ngetren dan gencar di dunia maya yaitu Strategi Pemasaran yang banyak di pakai oleh setiap orang yang sudah mengerti teknologi internet yaitu berpromosi lewat Online melalui website dan media sosial lainya. Kalau kita sudah mempunyai produk buku yang jenis katagorinya banyak maka langkah awal kita harus buat website. Katakanlah website merupakan markas besar untuk sebuah bisnis penjualan buku. Dengan mempunyai website ini kita dapat merencanakan promosi dalam melancarkan penjualan buku. Dan website tersebut akan banyak kita isi produk, harga, promosi, layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya.
      Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi , supaya kita dapat: menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial, mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga kesetiaan konsumen terjaga, menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu, menaikan penjualan dan profit, membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing, membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan, mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen. Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi dibenak anda sekalian yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, dll.

        2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

      Kita tentunya punya komunitas masing masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi, maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Strategi pemasaran buku serangan Darat

      Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku, kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :
  1. Toko Buku
    Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. Kenapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut, hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda.
Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya.
     Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko. Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual. Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para penerbit buku dengan sistem titip jual/konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :
1. Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
2. Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
3. Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
4. Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan, Program TAB, Program TAM, dll)
5. Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan, kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

       2.  Directselling

      Pemasaran Buku melalui Direkselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu : Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK), Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah, Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum.
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) .
Tugas Tenaga Penjual / sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing masing yang bertugas : Kunjungan langsung ke tiap sekolah, Kunjungan langsung ke setiap kampus, Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.
Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

      3. Melakukan Event-Event

     Aktif dalam melakukan event-event seperti event pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya. 

Itulah penjelasan dari Pak Agus Subana tentang strategi pemasaran buku. Kemudian dilakukan diskusi dengan bertanya jawab.

Pertanyaan 1: Saraswati dari banyuwangi
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Kenapa demikian, hal ini dapat dilihat dari jenis–jenis buku yang di terbitkan. Jenis–jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku (Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi-Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll). Apakah penerbit Andi punya toko online dan bekerjasama dengan tokopedia?
Jawaban:
Kami penerbit Andi mempunyai website : www.andipublisher.com dan dapat langsung bertransaksi lewat website tersebut. Kami juga bekerjasama dengan semua marketplace termasuk tokopedia.

Pertanyaan 2: Albert dari Kupang
Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat. Apakah yang paling sulit dari keduanya?
Jawaban:
Dari kedua strategi tersebut paling sulit adalah strategi pemasaran serangan darat dikarenakan membutuhkan waktu tenaga dan tentunya adanya follow up yang terus menerus. Sehingga keberhasilan ditentukan oleh tenaga penjual yg kita percayakan.

Pertanyaan 3: Isminatun dari Sukoharjo
Bagi penulis buku pemula pemasaran yang paling efektif yang mana? Apakah serangan udara, directselling, ataukah event. Ataukah perlu ketiganya jalan bersama?
Jawaban:
Bagi penulis pemula, kalau naskahnya dinyatakan diterima dan diterbitkan oleh penerbit skala nasional seperti Penerbit Andi, tentunya kami akan lakukan langsung memakai dua strategi pemasaran tersebut. Tapi bila penulis tersebut menerbitkan sendiri tidak melalui Penerbit. Maka dapat melakukan strategi pemasaran buku serangan Udara di point 2 (komunitas dan gunakan media sosial secara mandiri).

Pertanyaan 4: Mukminin dari Lamongan.
Untuk penulis yang bukunya diterbitkan penerbit mayor seperti penerbit Andi mohon maaf biar tahu berapa royaltinya dan apakah penulis juga punya tugas yang jawab memadatkan bukunya?.
Jawaban:
Penulis mendapatkan hak Royalti 10% dari total nilai transaksi terjual. Kalau di penerbit Andi rata-rata diberikan Royati per 6 bulan/Semester terhitung sejak buku telah terdistribusi dan di tandatangani perjanjian kedua pihak (antara penulis-penerbit). Penulis mendapatkan bukunya sebanyak 3 exs. Dan penulis di perbolehkan mempromosikan bukunya dan kalau penulisnya beli bukunya biasanya mendapatkan potongan 30%.

Pertanyaan 5: Etik Nurinto dari Kabupaten Pemalang
Apa yang harus dilakukan penulis agar buku yang kita tulis laku dijual, apalagi disaat pandemi covid19 sekarang ini.
Jawaban:
Pertama yang bisa bapak tulis adalah menulislah bidang yang bapak kuasai. Kedua bapak bisa lihat di google trend produk buku apa yang laku. Di situ akan di tunjukkan trend produk buku apa yang laku di jual saat ini. Memang buku yang laku saat ini masih buku untuk anak-anak dan novel untuk remaja.

Pertanyaan 6: Yulius Roma dari Tana Toraja.
Adakah kemungkinan menjalin kolaborasi dengan pesaing dalam penjualan buku? Bagaimana penerapannya?
Jawaban:
Kemungkinan menjalin kolaborasi dgn pesaing tentunya ada. Contohnya kami kolaborasi dgn Penerbit BPFE UGM. Adapun syarat dan ketentuan kita harus ada titik temu dari kedua belah pihak. Dalam penerapannya kita akan lihat dan nilai dari aspek produknya, potensi pasar, daya serap produk.

Pertanyaan 7: Rifatun dari Salatiga.
Ada 3 pertanyaan:
  1. Mengapa harga 1 buku antara toko yang satu dengan toko yang lain terkadang tidak sama walaupun sampul, judul dan isi sama.
  2. Apa yang membedakan harga buku antara satu dengan yang lain berbeda walaupun halaman, kwalitas kertas buku dan penerbit sama, tapi isi dan pengarang berbeda?
  3. Mana yang lebih banyak diminati antara belanja buku dengan serangan udara dengan serangan darat? Adakah keuntungan dan kelemahan masing-masing?
Jawaban:
  1. Buku yang kami terbitkan sudah ada standar harganya, di barcode back Viber buku sudah ada harga yang tercantum sehingga harga tidak bisa di rubah. Kecuali ada moment promosi di toko tersebut biasanya ada mendapatkan discount tetapi harga aslinya tetap ditampilkan. Adapun kalau Toko tersebut di luar pulau jawa maka ada harga Zona,
  2. Sehingga harga jawa dengan harga di luarpulau bisa berbeda (contoh harga jawa dan harga di sumatra ada perbedaan). Yang membedakan harga adalah setiap penerbit mempunyai hak untuk menentukan harga buku produksi. Yang di hitung dari oplah cetaknya. Semakin cetak oplahnya banyak semakin murah. Kalau oplah cetak nya sedikit semakin mahal harga buku tersebut. Sehingga ini yang menjadi perbedaan harga dari penerbit satu dengan lainnya.
  3. Pertanyaan point ketiga ini, sesuai target jenis buku yang kita tuju. Serangan Darat lebih banyak menghasilkan karena langsung ketemu dgn konsumen apalagi pasar buku teks utama yg kita pasarkan. Konsumen biasanya lebih senang tatap muka langsung dan dapat melihat sampel produknya. Kekurangan serangan darat, dibutuhkan tenaga penjual tentunya ada biaya operasional dan butuh waktu dalam follow up. Adapun serangan udara, kelebihannya bisa menekan biaya operasional, informasi produk cepat sampai ke konsumen dan promosi bisa tersebar secara masif lewat online ini. Kekurangannya: konsumen di Indonesia belum terlalu percaya atas informasi produk yang diterima, ada rasa takut barangnya tidak sesuai dengan peranannya, konsumen masih dikenai ongkir.
Pertanyaan 8: Andy dari Babel
  1. Sebagaimana telah disebutkan untuk penjualan buku lewat online kita harus proaktif promosi salah satunya, mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen, maksudnya seperti apa?
  2. Strategi apa yang dapat dilakukan bersama antara penerbit dan penulis ?
Jawaban:
  1. Maksudnya kalau kita proaktive promosi produk lewat online maka dapat mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen. Dalam arti dengan kita terus promosi maka konsumen tersebut yang tadinya tidak respon terhadap produk tersebut dapat mengubah perilaku , persepsi (pola pikir) untuk tertarik membeli produk yang kita tawarkan /promosikan sehingga mengubah pendapatnya untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut.
  2. Strategi yang dapat di lakukan antara penulis dan penerbit yaitu: melakukan Takshow Bedah Buku secara periodik. Sama-sama mempromosikan bukunya. Penulis dapat membantu menjualkan bukunya dan pihak Penerbit akan memberikan Rabat buat penulis.

Pertanyaan 9: Anwar Syafei
Dalam pemasaran buku, pengalaman pemateri yg paling efektif itu melalui media apa sosial media atau media cetak atau door to door
Jawaban:
Pertanyaan bapak sudah ada di dalam materi singkat yang saya sampaikan. Namun untuk saat ini pengalaman yang paling efektif  yaitu melalui media sosial/online.

Pertanyaan 10: Iez dari Lumajang
Bagaimana pengalaman baik dengan strategi yang digunakan selama ini, mana diantara sekian strategi yang lebih baik, butuh berapa lama waktu yang di pakai untuk sampai bisa jadi buku best seller?.
Jawaban:
Pengalaman saya dengan sumber daya yg memadai maka strategi yg kami pakai dari paparan materi saya tersebut saya pakai semuanya. Karena kami sebagai Industri Penerbitan buku harus terus dapat profit dan terus mengembangkan pasar. Waktu yang di butuhkan untuk menjadi buku best seller rata2 4-6 bulan, dan moment jual buku tersebut. Contohnya kalau menerbitkan buku pelajaran maka moment jual yg tepat saat antara Mei s.d Agustus.

Pertanyaan 11: Naibaho dari Sorong Papua
Bapak nulis melakukan event–event sementara ada wabah corona, bagaimana caranya dilakukan saat ini?
Jawaban:
Saat ini sedang wabah corona , kita lakukan pemasaran lewat online dan event-event lewat online juga. Sementara event-event yang sifatnya berkumpul dan tatap muka sementara kita tiadakan. Kita berdoa bersama semoga wabah corona segera berakhir.

Pertanyaan 12: Roni Bani
Saya sedang memberi tantangan untuk diri sendiri. Setiap sore tiba saya HARUS menulis. Ada yang berangkat dari inspirasi tertentu ada yang sama sekali tanpa inspirasi. Dapatkah tulisan seperti itu dibukukan untuk diterbitkan?
Jawaban:
Untuk pertanyaan pak Roni. Bahwa sebelumnya sudah ada materi yang sampaikan narasumber pak Edit S Mukanya, yaitu tentang penulisan buku. Jadi supaya tulisan napakk tersebut layak untuk di terbitkan silakan bapak memperdalam lagi materi tentang cara penulisan buku.

Pertanyaan 13: Edi syahputra.H dari Aceh
  1. Apakah kita seorang penulis bisa memasarkan buku kita, sementara buku karya kita diterbitkan oleh penerbit Mayor.
  2. Bagaimana cara memasarkan buku kepada pembaca supaya buku kita itu laku, karena pengalaman saya bahwa buku saya yang saya tulis bukan saya jual tapi saya bagi bagi mohon dijawab.
Jawaban:
  1. Penulis boleh memasarkan bukunya sendiri walaupun diterbitkan oleh penerbit Mayor. Penerbit justru sangat terbantu jika penulis ikut serta memasarkan bukunya dan penulis akan mendapatkan rabat dari penerbit.
     2. Bapak bisa lakukan maka gunakanlah jaringan komunitas bapak untuk sarana              promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektive dan.          efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi penjualan buku yang kita.                tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan.                      komunitas bapak .

Pertanyaan 14: Agus Purwadi dari Ponjong
Apakah sebagai seorang penulis kita juga harus menguasai strategi pemasaran? Atau penerbit yang mestinya lebih paham tentang hal itu?
Jawaban:
Kalau buku bapak diterbitkan oleh penerbit Mayor, tentunya pihak penerbit yang akan memasarkan dengan strategi pemasaran masing-masing penerbit. Biasanya pihak penulis diharapkan juga berperan mempromosikan bukunya lewat komunitas penulisnya. Kalau bukunya diterbitkan secara pribadi dengan mengeluarkan modal penulis pribadi maka penulis tersebut harus mengerti dan menguasai strategi pemasaran bukunya.

Pertanyaan 15: Benny Belang dari Kupang
Bagaimana perusahaan penerbitan umumnya atau Penerbit Andi menentukan harga pemasaran sebuah buku yang diterbitkan. Aspek apa saja yang paling menentukan nilai / harga dimaksud? Trims.
Jawaban:
Penerbit menilai naskah dari berbagai aspek:
Aspek Ideologis
Apakah topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun, harga diri, dll.

Aspek Keilmuan
  • Apakah topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat sudah siap menerima topik tersebut?
  • Apakah naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan?
  • Terkait dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.
Aspek Penyajian:
  • Apakah sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah dipahami?
  • Bahasa yang digunakan apakah komunikatif sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca?
  • Apakah cara penulisannya sudah benar, yaitu menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baku?
  • Kelengkapan naskah secara fisik seperti kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, batang tubuh, daftar gambar, tabel, lampiran, index, daftar pustaka, sinposis, apakah sudah lengkap?
  • Pengetikan menggunakan media dan alat apa, apakah tulis tangan, diketik manual, ketik komputer menggunakan software tertentu?
  • Mutu gambar, tabel dan objek lain yang dipasang (capture) apakah layak atau masih harus diperbaiki lagi?
  • Apakah urusan perizinan penggunaan gambar tertentu, izin terjemahan, izin pengutipan dll. sudah diselesaikan?

Aspek Pemasaran:
  • Apakah tema naskah mempunyai pangsa pasar jelas dan luas sehingga buku akan dapat dan mudah diterima pasar?
  • Apakah naskah memiliki selling point atau potensi jual tertentu, seperti judul, keindahan, bahasa, kasus aktual, dan sebagainya?
  • Apakah ada buku sejenis yang beredar dan telah diterbitkan? Apa kelebihan naskah tersebut dibandingkan dengan buku lain?

Aspek Reputasi Penulis:
  • Apakah penulis adalah tokoh, praktisi, dosen yang sangat diakui kepakarannya oleh masyarakat luas?
  • Apakah buku-buku yang pernah diterbitkan mempunyai catatan keilmuan dan pemasaran yang baik?
Jadi aspek yang paling menentukan adalah potensi pasar.

Pertanyaan 16: Lusia dari Curup
Tadi sudah dijelaskan ada beberapa strategi pemasaran buku, apa ada teknik/ strategi pemasaran yang lebih sederhana,kalau ada misalnya bagaimana? Terimakasih.
Jawaban:
Teknik strategi pemasaran buku yang lebih sederhana yaitu melakukan pemasaran langsung lewat komunitas dan relasi penulisnya.

Pertanyaan 17: Ika Siswati dari Tangerang
Bagaiman carnya membentuk citra produk di benak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan?
Jawaban:
Caranya :
  • Fokus pada pengisahan cerita, bukan pada fitur produk.Tanpa cerita yang bagus, produk kita tidak akan memiliki nilai inheren atau emosional bagi pelanggan. Terkadang, manusia itu lebih cepat memberi respons saat diberi cerita. Bila suatu merek memberi kesan mendalam bagi konsumen, maka hal tersebut akan berdampak pada perilaku belanja konsumen.
  • Beri nilai tambah produk agar makin disukai konsumen. Ketika membentuk citra merek, sebaiknya konten yang di buat harus fokus pada hal yang dapat membangun hubungan dan membantu konsumen membuat keputusan yang tepat dan matang. Dengan begitu, ketika mereka memilih produk kita itu karena produk kita yang paling sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan berdampak pada hubungan yang lebih kuat dan tahan lama.
  • Pelayanan terhadap pelanggan yang baik secara sosial akan berdampak positif bagi citra perusahaan.

Pertanyaan 18: Candra dari Langkat
Ada tidak pengalaman bapak pribadi menangani sebuah buku yang mungkin dianggap tidak terlalu disukai pasar, namun karena faktor X, buku tersebut booming?
Jawaban:
Berdasarkan pengalaman pribadi saya. Menangani sebuah buku yang semula dianggap tidak terlalu di sukai pasar ternyata booming? Pengalaman pribadi saya pernah terjadi seperti itu pak. Ada beberapa judul buku yang demikian. Karena mungkin ada faktor X.

Pertanyaan Bonus: Grefer dari Kupang-NTT
Tentang ukuran besar dan ketebalan buku yg memudahkan pemasaran jika dibandingkan dengan minat pembaca. Apakah buku yang berukuran tebal halaman 60-70 dan standar A5 yang lebih disukai pasar?
Jawaban:
Ukuran Buku dan Area Cetak
Setelah bapak menentukan sistematika penulisan buku , hal penting berikutnya adalah format buku yang akan di tulis. Format buku terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan buku dan kedalaman materi yang anda inginkan.

Format Buku di Penerbit Andi:
Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm
Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm
Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm
Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm

Format Khusus
Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan pengaturan layout dan setting, beberapa bagian buku menjadi tidak sesuai dengan maksud Penulis. Ketidaksesuaian tersebut contohnya: proporsi gambar yang tidak benar, pemotongan kata yang tidak tepat (terutama pada listing program pada buku pemrograman), dan ketebalan buku yang tidak proporsional.

Diakhir pembelajaran Pak Agus menyimpulkan materi ini bahwa Strategi pemasaran diibaratkan sebuah seni berkreasi, berinovasi, berkreatifitas, dan terus mengembangkan ide idenya. Maka dari itu materi yang disampaikan beliau ini tentang Strategi Pemasaran Buku tentu akan terus berinovasi mengikuti perkembangan pasar.

Itulah hasil diskusi yang dapat saya rangkum. Itu semua benar-benar ilmu baru bagi saya, yang sebelumnya memang tidak tahu akan hal itu. Terima kasih pak Agus atas ilmu dan pengalaman yang diberikan. Semoga setelah tulisan kami peserta belajar menulis selesai, kami semua bisa menggunakan strategi pemasaran yang mana yang akan digunakan agar buku kami laku terjual seperti yang dijelaskan di atas.



Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri


Menulis dan Menerbitkan Buku di Penerbit Andi Yogyakarta
Bersama:
Edi S. Mulyanta S.Si, M.T


Rabu, 22 April 2020, pukul 19.00 - 21.00 WIB. Kami peserta belajar menulis bersama Omjay mendapatkan materi baru dari Pak Edi S Mulyanta dari Penerbit Andi Yogyakarta. Jabatan beliau saat ini Publishing Consultant Andi Publisher lahir di Jogjakarta, 24 Mei 1969. Untuk lebih detail klik disini.


Kegiatan kuliah Online malam ini dipimpin oleh Mr. Bams langsung dari kota Parahiayangan Bandung. 

Bagaimana menerbitkan buku?
Saat ini penerbitan sedang betul-betul di uji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan kami secara mendadak. Darah penerbitan adalah karya tulis dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet-outlet pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung. Setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus. Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku. Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya. Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat.

Penerbit mempunyai peta pasar yang di rekam dari outlet-outletnya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya. Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya memunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.
Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit.

Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik. Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul-betul mempunyai manfaat pada pembaca. Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup bagus.

Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya. Poposal buku akan semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut.

Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya. Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama.
Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan. Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.

Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan.

Harga buku yang menarik, akan cukup memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikal pembaca buku di Indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran. Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata. Jadi jangan takut menawarkan tulisan kita ke penerbit. Karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.

Itulah materi yang diberikan oleh Pak Edi S. Mulyanta. Kemudian pembelajaran dimulai dengan diskusi. Berikut hasil diskusinya:

Kunci apa yang harus disiasati oleh penulis pemula agar penerbit mau menerbitkan buku.
Riset pasar yang dilakukan pertama kali paling penting, siapa sasarannya. Buku sekolah pasarnya sangat besar sekali, di banding buku masak. Kemudian pesaing, buku dengan pasar besar pesaingnya banyak, nah ini perlu strategi pemosisian kedalaman materi. Apakah buku kita lengkap, atau hanya buku pengayaan. Perlu diputuskan segera, supaya tidak terjadi tabrakan materi buku dengan pesaing.

Kondisi bidang penerbitan sekarang selama masa pandemi ini.
Ini kondisi sangat berat sekali. Perlu bapak ibu ketahui bahwa hampir 90 % outlet penerbitan sekarang tutup. Kampus dan sekoah tutup semua tidak ada aktifitas. Omzet kami betul-betul turun hingga ke titik nadir. Kami harus berjuang hingga 3 bulan ke depan untuk menanti masa panen di tahun ajaran baru. Dalam 3 bulan ke depan merupakan titik hidup mati penerbitan, karena jika tidak dapat melewatinya, banyak sekali penerbit di bawah ikapi akan gulung tikar. Sementara pasar On Line di Indonesia belum tumbuh untuk pasar buku, sehingga kami haru menahan lapar sejenak untuk 3 bulan ke depan semoga pandemi ini akan reda.
Begitu juga pada Hasil penelitian, biasanya tergantung sekali dengan tujuan penelitian dan hasilnya. Pasar penelitian di Indonesia sangat kecil sekali, sehingga terkadang pasar yang di sasar adalah pasar captive market, atau pasar yang sudah memahami betul materi bahasan. Pasar ini disebut niche market atau pasar ceruk. Dan buku yang terbukti masih laku di Toko Buku adalah Rangking pertama adalah buku Anak, buku dongeng, cerita bergambar, komik. Kami sarankan buku yang mempunyai value bagus untuk pendidikan karakter. Kemudian buku, keagamaan, motivasi, dan buku sekolah

Dalam menulis menurut beliau yang menjadi prioritas pertama dalam menulis adalah peristiwa, hal ini tidak sengaja menemukan tulisan tentang Virus, saat corona di Wuhan bulan Desember 19 dan Januari 20, ada penulis yang telah melakukan riset tersebut. Dan buku yang best seller saat ini adalah buku Covid-19, walaupun tulisannya kualitasnya belum begitu sempurna. Buku Laskar Pelangi, adalah buku terlaris di Indonesia, timing yang tepat saat itu adalah adanya Muktamar Muhammadiyah, dan buku itu meledak luar biasa dari mulut ke mulut awalnya, word of mouth. Ingat Muhammadiyah umatnya luarbiasa. Nah itulah target awal buku tersebut.

Strateginya saat menulis proposal
Materi buku harus sebaian besar telah tertuliskan baik dalam bentuk draft atau masih outline detail. Sehingga waktu penyelesain dari usulan ke naskah lengkap tidak terlalu lama, untuk mengejar momen. Usulkan beberapa bab yang telah di tulis sebagai tambahan informasi ke penerbit, sehingga penerbit akan tahu gaya tulis penulis tersebut.

Aturan tata letak penulisan
Adapun tata letak penulisan biasanya mengikuti aturan internal kami, dan untuk buku pendidikan mengikuti aturan-aturan yang ada disesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikan. Ada beberapa aturan fontasi, jenis gambar, jenis illustrasi yang harus dipenuhi untuk terbitan buku pelajaran. Selain itu aturan tata letak biasanya diatur secara internal penerbitan, mengikuti tema buku yang diusulkan. Penulis dapat memberikan kisi-kisi tata letak yang diinginkan, misalnya jenis huruf, kolom, text book, atau side note dan lain-lain. Kemudian akan diterjemahkan oleh desainer layout kami untuk disesuaikan dengan mesin-mesin cetak. Sebelum cetak, biasanya penulis akan diminta melakukan proofing materi, sebelum diproduksi massal.

Kalau kita mengirim 1 tulisan kebeberapa penerbit, terus tulisan itu juga diterima oleh beberapa penerbit. Cara menyikapinya adalah siapa penerbit yang tercepat memutuskan menerima itulah yang dipilih. Untuk buku-buku momen tertentu hal ini diperlukan, misalnya momen Ujian Nasional (walaupun sudah dihapus), Momen penerimaan PNS dll.

Adapun visi dan misi penerbit Andy Yogyakarta adalah
Kami penerbit buku pendidikan baik dari pendidikan dasar menengah hingga perguruan tinggi.
Di samping itu kami juga menerbitkan buku umum, non politik dan non agama

Buku yang diterima di penerbit Andy Yogyakarta adalah buku yang punya life cycle atau daur hidup yang panjang, karena akan menguntungkan di jangka yang amat panjang. Buku trnding topic, biasanya berumur pendek dan jarang sekali terjadi cetak ulang atau repeat order dari toko buku, sehingga cepat beralalu momennya. Buku kami yang abadi adalah buku referensi untuk perguruan tinggi, ada yang berumur 30 tahun masih bagus pasarnya.

Beliau juga mengatakan kelemahan antologi kisah inspiratif, atau antologi cerpen adalah pasar yang sangat kecil. Peminat buku seperti ini biasanya tergantung penulisnya, dalam arti komunitas penulis, lingkungan social medianya, sehingga market sasarannya menjadi kecil atau niche market. Tapi jangan berkecil hati, Raditya Dika awalnya dipandang sebelah mata oleh penerbit, karena beliau hanya nulis blog-blog yang tidak bermutu, tapi Fun buat generasi milenial. Awalnya pasarnya Niceh Market, akan tetapi berkembang social medianya karena followernya banyak. Akhirnya bukunya best seller semuanya, walaupun secara value naskahnya kurang bagus, tapi nilai pasarnya sangat besar.

Naskah Motivasi, termasuk naskah primadona saat ini, karena menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Apalagi jika penulisnya rajin promosi karena motivator terkenal, bukunya bak kacang goreng. Buku motivasi, cukup menarik semua penerbit. Akan tetapi tergantung kreativitas penulis dalam memaparkan ide-idenya. Buku motivasi yang baik pasarnya, memang melekat pada nama-nama terntentu di Indonesia. Dulu ada Mario Teguh, di mana bukunya luar biasa tanggapan pembacanya. Tung Desem Waringin, sangat fenomenal. Akan tetapi ternyata buku-buku motivasi tidak pernah surut terbitannya. Terbukti buku motivasi-motivasi berbasis agama, menjadi trend yang luar biasa. Kreativitas penulis menjadi tumpuan utama buku motivasi, sehingga jangan ragu-ragu brainstorming dengan pnerbit untuk menerbitkan buku motivasi di Indonesia. Cari peluang-peluang baru saat Pandemi Covid-19 yang memorak porandakan motivasi kita. Ini lahan yang luar biasa untuk membuat buku motivasi.

Karena keterbatasann waktu diskusi pertanyaan yang belum dijawab bisa email di edis.mulyanta@gmail.com




Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri
Menulis Cepat & Tepat di Media Daring dan Luring
Bersama:
Catur Nurochman Oktavian





Senin, 20 April 2020, pukul 19.00 - 21.00 WIB pembelajaran dimulai yang dimoderatori oleh Mr. Bams. Pembelajaran kali ini bertema Menulis Cepat & Tepat di Media Daring dan Luring. Beliau narasumber yang luar biasa yang menjadikan menulis itu sebagai passionnya sejak tahun 1999. Pertama beliau menerbitkan karya dalam bentuk buku di tahun 2003. Sampai sekarang masih terus menulis. Beliau adalah Catur Nurochman Oktavian. Diawal pembelajaran beliau meminta kita semua harus kalahkan dulu dua musuh utama dalam menulis.

Apa musuh utama dalam menulis?
Musuh utamanya yaitu rasa takut dan malas. Dua musuh utama yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis cepat dan tepat di media massa luring atau daring. Takut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Ini yang menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan. Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”. Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak kita jika menghambat kerja otak dalam menulis.

Bayangkan seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika. Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Menulislah dengan simpel dan apa adanya. Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan. Seperti dikatakan asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat.

Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik. Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila kita menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan. Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis.

Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis?
Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master
Noted beliau:
Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.

Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan kita. Tentu kita akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara kita. Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu.

Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut. Menulislah seperti berbicara. Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan?

Bagi seorang pemula:
Mengapa kita masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya.

Gaya Selingkung, maksudnya gaya, batasan, sesuai jati diri, penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal, ada media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600 kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dsb.

Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi. Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh. Setelah mendapatkan sharing dari saya di atas, mengapa masih ada keraguan menghasilkan draf tulisan?

Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.

Setelah materi diberikan dilanjutkan tanya jawab. Berikut kesimpulan dari sesi tanya jawab yang dilakukan.

Contoh kata dan kalimat yang kita masukkan dalam cerita sehingga pembaca tidak paham.
Hindari menulis dengan kalimat yang panjang dan berulang ulang maknanya.
Contoh:
Ruangan yang biasa aku gunakan sebagai tempat tidur, sebuah tempat kos dekat stasiun UI, tiap pagi jam 5 pagi aku terbiasa mendengar deru Kereta Listrik yang membawa penumpang dari Jakarta-Bogor PP, itu biasanya sampai aku berangkat kerja, suara itu sering terdengar, sehingga aku sering hafal beberapa kalimat petugas stasiun.
Kalimat di atas memusingkan.

Beberapa kiat-kiat dalam menulis
  1. Kiat agar tulisan menjadi penting
  2. Agar tulisan menjadi penting, maka pesan dan informasi yang dibutuhkan pembaca bisa tersampaikan dengan baik dan jelas. Seperti yang disampaikan narasumber di atas, mulailah dari hal yang kita sukai. Kalau kita suka menulis karya ilmiah, maka tekuni hal ini. Kalau suka menulis artikel populer, features yang ringan, maka kerjakanlah ini. Memulai menulis artikel yang Anda sukai temanya. Dan yang lebih penting mulailah menulis.
  3. Kiat untuk menghilangkan rasa takut untuk menulis atau berkarya.
  4. Mengatasi rasa takut menulis adalah dengan menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan pertama kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat diperbaiki) daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat diperbaiki)
  5. Kiat menumbuhkan rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.
  6. Kiat mengelola konsentrasi yang efektif dalam menulis
  7. Mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan yang Anda sukai. Lakukan pekerjaan yang Anda cintai. Gairah dan fokus pada sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang Anda sukai. Fokus pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik. Passion
  8. Kiat agar sesuai dengan harapan pembaca
  9. Menulislah dengan kalimat yang tidak panjang-panjang. Menulislah seperti kita berbicara. Ketika kita berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan kita menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika kita berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami.
  10. Kiat agar tulisan kita tetep nyambung atau konsisten dengan tujuan awal ketika kita mulai menulis, karena terkadang kita tidak mesti langsung selesai dalam menulis.
  11. Dalam menulis memang ada kalanya tidak selesai langsung. Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap konsisten, maka kita dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu saja karya orang lain tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi kalau mengembangkan ide dari tulisan orang lain, sah-sah saja.
  12. Kiat agar menulis cepat
  13. Materi yg Simple, Padat, Familiar & Mantul. Menulis cepat bagi kmi yag lebih senang mendengar, Penulis yang baik biasanya adalah pengamat yang baik. Bagi yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih, maka ketika mendengar sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah dituliskan. Banyak jalan menuju roma, banyak cara untuk menghasilkan karya 
Teknis menulis cepat
  1. Ada beragam teknik yang dilakukan penulis. Ada yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan, ada yang menuliskan kerangka seperti spider web. Ada pula penulis yang langsung menuangkan dari pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel memiliki kerangka. Judul, lead (pendahuluan), isi, dan penutup. Silakan memilihnya sesuai dengan gaya dan kesukaan Anda.
  2. Untuk menulis di rubrik opini koran tiap media memiliki gaya, ciri masing masing sesuai kebijakannya. Tidak selalu sama. Itulah yang dinamakan gaya selingkung. Misal, media jawa pos mengharuskan tulisan opini minimal 600 kata. Atau majalah Suaraguru, untuk tulisan opini minimal 700 kata. Jadi berbeda-beda. Bisa ditanyakan di redaksi masing-masing atau biasanya tertulis di salah satu bagian media itu.
Pengalaman beliau menulis termotivasi karena rasa suka. Passion. Ada kenikmatan dan kebahagiaan bisa berbagi inspirasi, motivasi, pengetahuan melalui tulisan. Awalnya beliau suka menulis lirik lagu dan puisi, lalu menulis artikel populer, cerita anak, karena dulu pernah menjadi guru TK juga. Menulis keseharian perilaku anak didik di prasekolah sungguh menggemaskan. Menyenangkan. Saat ini menjadi redaktur pelaksana sebuah majalah, maka menulis menjadi suatu pekerjaan. Hampir tiap hari dituntut menulis.

So apalagi teman-teman mari kita jadikan menulis itu suatu kebiasaan. Selain untuk berbagi ilmu dan pengalaman juga sebagai jejak bahwa kita pernah ada.





Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri

Sunday, April 19, 2020




Combro atau luti gendang

Inikan luti gendang makanan khas dari Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau. Tapi kok di bilang combro ya. Rasa penasaran, ku googling dari mana asal combro itu. Apakah sama dengan luti gendang yang pernah ku makan. Ternyata.... beda. Hanya bentuknya saja yang sama bulat lonjong warnanya coklat.

Hasil googling ku combro berasal dari Jawa Barat. Combro itu dari kata Oncom di jero yang artinya oncom di dalam. Kembali aku penasaran oncom itu apa pula? Bermodal hp dan otomatis ada paketnya dunk ku googling kembali oncom itu apa, dan hasilnya oncom adalah produk fermentasi yang dilakukan oleh beberapa jenis kapang, mirip dengan pengolahan tempe. Combro itu sendiri terbuat dari parutan singkong dan diisi dengan sambal oncom atau cabai lalu digoreng. Dari informasi itu tampak jelas berbeda bahwa combro bukan luti gendang dan luti gendang itu bukan combro. Eh kok bolik-balik gitu sih. Hahaahaha yang baca jangan kesel ya. 

Beda? Apa bedanya? Bedanya luti gendang ini sejenis roti goreng yang biasa diberi isi abon ikan (ikan tuna, ikan tongkol) dan daging ayam. Tapi kini luti gendang sudah banyak varian isinya ada coklat, keju, greentea, dan lain-lain. Kata luti artinya roti goreng sedangkan gendang itu karena bentuknya bulat memanjang bak gendang. Jadilah namanya dikenal luti gendang.

Gimana? Mau coba yang mana? Luti gendang atau combro? Atau kita tukaran makanan. Aku kasih luti gendang kamu kasi combro. Terus terang aku belum pernah merasa combro. hehehe





Peyek Oh Peyek


Hari yang melelahkan menurut Wia saat ini. Ia rebahkan tubuhnya sambil mengotak-ngatik hpnya. Tak lama ia berkata: "Selesai." Menurutku ia sedang mengirim pesan pada seseorang. Kemudian ia beranjak menuju kamar mandi, membersihkan diri dan melepas kelelahan katanya. Terdengar olehku nyayiannya yang menurutku suara yang indah dan merdu. Pantas saja ia sering menang lomba karaoke setiap kali diadakan diperumahan ini.

Saat aku asik membaca novel terdengar ketukan pintu dan mengucapkan salam. Ku tutup novelku yang sebelumnya sudah kutandai batas bacaanku, sambil memindahkan kacamata kearah kepala seperti menggunakan bandana ku beranjak menuju pintu yang diketuk. ku intip dari jendela ternyata ku temukan kak Ida, penghuni komplek ujung. Melihatku ia tersenyum, bergegas ku putar kunci pintu dan membalas senyumannya. "Apa ini kak? Kataku. Beliau memberi bungkusan merah yang isinya tidak ku ketahui. Lalu berkata "Titip buat Wia ya!." Tanpa menjawab pertanyaan ku kak Ida pun berlalu kesan terburu-buru. Masih dalam keadaan bengong, aku masuk rumah membawa bungkusan merah pemberian kak Ida dan ku letak di meja makan.

Tak lama Wia keluar dari kamar mandi dan berkata "Kak Ida ya say?." Aku hanya mengangguk tanpa bertanya apa isi bungkusan merah itu. Seolah-olah ia mengetahui bahwa aku ingin tahu apa isinya Wia berkata: "Silakan di makan ini kesukaan mu loh say." Sambil menyodorkan bungkusan merah tadi. Ku buka bungkusan itu ternyata kerupuk ikan tongkol. Sedikit sebel ku katakan "Ingin lihat aku mengaruk-garuk ya?. Aku alergi dengan ikan tongkol. Ia kaget dengan kata-kataku itu terus menghampiri dan melihat isi bungkusan merah dan berteriak kaaaaaaak Idaaaaaaa aku pesan peyek loh bukan yang ini. Meski teriakannya keras tidak bakal kedengaran dengan kak Ida. Kemudian diambilnya hp ia chat kak Ida untuk complain atas pesanannya. Setelah chat terkirim ia scroll memastikan pesanannya sebelumnya, ternyata kak Ida tidak salah. Wia yang salah. Ia memesan peyek tapi karena typo kerupuk yang tertulis. Langsung ia menghapus chat yang barusan dikirim yang kebetulan chat itu belum dibaca kak Ida. 




Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri





Guru Menulis dan Berprestasi
Bersama:
Sigit Suryono


Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd, guru IPA SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Lahir di Sleman, 20 Nopember 1976. Aktifitas beliau saat ini sebagai Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas, Ketua MGMP SMP Kabupaten  Gunungkidul, TIM Pengembang TIK Kabupaten Gunungkidul, TIM Pengembang TIK Propinsi DIY, dan banyak lagi yang lainnya. Berbagai prestasi yang ia peroleh. Salah satunya Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun 2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif tahun 2018. Untuk lebih detailnya bisa mengunjugi webnya disini

Pembelajaran kali ini, judul materinya "Guru menulis dan Berprestasi." Berawal dari mengucapkan salam, narasumber berbagi pengalaman berkaitan dengan keberhasilannya menjadi juara 1 guru berprestasi SMP tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018, dan prestasi yang lain yang menjadi profokator untuk bisa mencapai hal tersebut. 

Pengalaman Sigit Suryono meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015.
Untuk mencapai kejuaran tersebut beliau sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal. Beliau bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi  DIY tahun 2006. Melihat ada peluang yang rekam dari senior-senior beliau saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan. Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus. Hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi beliau untuk mempromosikan diri kepada para senior. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun itulah senjata yang handal bagi beliau).

Beliau juga mengalami kegagalan-kegagalan di awal ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang dibuat, misalnya (siapa ia, prestasi apa yang miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya ia harus fokus pada media yang dipresentasikan). Itu penting sekali karena ia pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat itu kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa ia, dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilai ia bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk. Itu merupakan pengalaman pahit yang beliau rasakan.

Bagaimana seorang Sigit Suryono bisa jadi juara guru berprestasi tingkat nasional tahun 2015
Keberhasilan awal yang ia rasakan adalah: 1). Pendidikan amat penting saat akan terjun ke dunia kerja. 2). Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier pada saat itu karena pingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu. Dari simposium tersebut beliau mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah di wilayah kabapaten gunungkidul, lintas mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi. Kemudian ajang lomba mulai di jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info lomba. Jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat. Kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik yang dibuatnya pun masih kalah dalam lomba pada hal pada saat itu karya yang dibuat lebih baik dari karya peserta lomba lain? Menurutnya "Inilah masalah baru bagi pemain lomba"
Oleh karena itu beliau riset kenapa selalu kalah. Beliau renungkan akhirnya mulai tahun 2009 sudah mulai mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional.

Persiapan yang dilakukan Sigit Suryono
Saat benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan: 1). Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombakan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak), 2). Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita. 3). Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apa sih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba), 4). Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba, 5). saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.

Tips Sigit Suryono mengikuti gupres
Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.

  1. Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
  2. Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi. kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung.Untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun. Itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun ( alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut beliau masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut).
  3. Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[ karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
  4. Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat].
  5. Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. [ syarat yang maju ke tingkat nasional].
Setelah itu semua siap maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:

Kegiatan penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:

  1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
  2. Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
  3. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY

  1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
  2. Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
  3. Psikotest
  4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional

  1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
  2. Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
  3. Psikotest
  4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Beliau juga memberi contoh portofolia gupres yang ia gunaka pada lomba gupres tahun 2015.  silakan lihat disini

Apa yang dinilai pada saat presentasi karya?
Pertama, nilai  paling utama yang dinilai saat presentasi adalah penguasaan pada karya kita itu sendiri. Kebanyakan kita gagal saat presentasi karena kita kurang menguasai karya kita secara detail baik dalam file presentasinya maupuan laporan yang kita buat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kita merasa bahwa kita sudah menguasai karya yang kita buat sendiri tanpa di baca ulang, tanpa dipahami ulang. Maka saat akan presentasi jauh hari ia sudah membaca berulang-ulang dan juga mencoba mempresentasikan secara tepat dan durasi waktu yang kita butuhkan kita mempraktekkan juga presentasi yang akan kita lakukan secara berulang ulang untuk menghindari noise "gangguan" baik dari diri sendiri misal nerves dan kurang siap, maupun dari alat yang kita gunakan untuk presentasi seperti file error, laptop bermasalah, listrik mati dll"). Kedua, perlu memperhatikan pertanyaan yang di ajukan oleh juri kita jawab dengan baik jika kita sudah siap.


Bagaimana menyiasati jika persiapan yang kita lakukan ternyata tidak sesuai dengan tema lomba. 
Pasti akan muncul nerves dan mental down. Kalau judul yang kita buat lolos masuk ke tahap selanjutnya untuk dipresentasikan di ajang lomba walaupun temanya salah. Hal ini pernah ia lihat pada temannya. Saat lomba Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional tahun 2013. Temannya salah tema, salah penelitian namun tetap bisa lolos ke nasional. Yang beliau lakukan adalah tetap menyampaikan materi presentasi dengan mantap, fokus dan saat ditanya oleh juri temanya kok tidak sesuai dengan tema lomba, temannya menjawab dengan tenang, dan fokus walaupun tidak juara. Namun intinya kita menguasai betul karya yang kita buat dan kita kerjakan dan berusaha secara maksimal mempresentasikan pada ajang lomba tersebut.

Siapa orang-orang paling berpengaruh di balik prestasi Sigit Suryono? 
Orang yang berpengaruh pada keberhasilannya : 1. Bapak-ibu yang sudah mempercayai untuk belajar terus walaupun hampir gagal (DO), 2. Istri yang terus memotivasi dan mereview penelitan dan karya saya, 3. Keluarga besar sekolah dari KS, Guru dan siswa yang membebaskan untuk selalu bereksprerimen dan berinovasi, dan dinas Dikpora baik propinsi maupun  kabupaten yang memberi kesempatan kepadanya untuk berbagi ilmu.

Menurut beliau gupres sebenarnya bukan pilihan, namun itu semua merupakan rekam jejak selama ia mengajar, berinovasi, dan juga melakukan penelitian. 

Diakhir pembelajaran beliau berpesan
Teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar ilmu yang dimiliki bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan zamanmu. dan jangan lupa Belajar dimana saja, kapan saja, dengan  siapa saja ("Rumah Belajar"). 
Mari bapak/ibu kita sama-sama membuat rekam jejak di dunia pedidikan ini, yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh anak didik kita dan orang lain.




Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri










































Friday, April 17, 2020


Mengajar Gaya Motivator
Bersama:
Aris Ahmad Jaya



Semakin kesini kuliah online ini semakin luar biasa seperti kuliah malam ini sangat luar biasa dan mengena sekali bagi saya karena pembahasannya merupakan keadaan yang nyata kita alami sebagai guru dengan berbagai perubahan sikap, tingkah laku dan pola pikir dari berbagai karakter anak. Materi luar biasa ini disampaikan oleh Bapak Aris Ahmad Jaya. Beliau lahir di Pati, 23 Februari 1974. Pernah diterima di dua universitas ternama di Indonesia tanpa tes yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Beliau merupakan seorang motivator sekolah-sekolah unggul di Indonesia, selain menjadi seorang motivator beliau juga sebagai coach dan konsultan bagi sekolah-sekolah unggul di Indonesia untuk menemukan kekhasan dan kekhususan. Sudah lebih dari 15 tahun beliau menjadi motivator untuk beberapa sekolah unggul di Indonesia. 

Aris Ahmad Jaya juga merupakan pendiri sekaligus CEO SUGESTI MOTIVATINDO yang bergerak di bidang motivasi dan konsultan bagi sekolah-sekolah unggul di Indonesia serta lembaga-lembaga baik pemerintahan maupun swasta yang ada di Indonesia. Ingin mengetahui tentang beliau bisa mengunjugi blognya disini.

Pembelajaran kali ini membahas tentang Mengajar Gaya Motivator yang dilakukan dengan menampilkan beberapa slide dan audio. Diawal pembelajar beliau mengucapkan salam dan memperkenalkan diri serta menyampaikan harapan beliau agar kita mempunyai seni untuk dicintai dan dirindukan oleh anak didik kita sehingga pembelajaran jadi lebih menarik.

Berdasarkan niat seseorang menjadi guru menurut Aris Ahmad Jaya terbagi menjadi dua yaitu guru betulan dan guru kebetulan.

Guru betulan adalah guru yang sejak awal ingin menjadi seorang pendidik. Guru yang diidamkan, guru yang memiliki energi untuk mengajar, bertemu dengan siswa dan menularkan keilmuan kepada anak didiknya. Namun ternyata sebagian guru yang ia temukan banyak guru yang kebetulan. yaitu kebetulan ada lowongan menjadi pengajar maka ia menjadi guru, kebetulan lulus dari universitas sambil menunggu pekerjaan dia melamar jadi guru dan kebetulan diterima dan akhirnya dia menjadi guru. dan banyak lagi kebetulan kebetulan lainnya. Beliau juga mengatakan apakah guru kebetulan itu salah? Salah kalau kebetulannya terus menerus dan tidak mau belajar. Namun kadang-kadang guru kebetulan pun akan jadi guru betulan ketika dia mau belajar, mau mengerti bahwa ini bagian dari sebuah proses yang akan dihadapi bahkan kadang guru kebetulan jadi guru mencintai,dicintai, dan dirindukan anak didiknya. Karena dia menyadari ini bagian dari sebuah proses baik yang harus dijalani.

Apakah guru betulan atau kebetulan itu masalah?
Menurut beliau tidak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika kita tidak bisa menerima profesi sebagai seorang guru. Mau itu kita guru betulan atau kebetulan buahnya akan manis jika ia mencintai profesinya. Alangkah menyedihkan guru betulan tapi dalam mengajar asal-asalan dan menyesali jadi guru.

Menurut Aris Ahmad Jaya, berdasarkan kinerja ada 3 tipe guru: Pertama guru nyasar, yaitu guru yang tidak punya tujuan, tidak punya arah dan juga menyesatkan. Mengapa? Murid-murid bisa membenci pembelajaran karena guru nyasar ini tidak berenergi, tidak punya target dan guru yang membuat jam dinding bergerak sedemikian lambat karena murid jenuh. Jadi guru nyasar lebih baik mengundurkan diri jadi guru dari pada banyak korban-korban yang tidak menyukai apa yang disampaikan. Kedua guru bayar, guru ini adalah guru yang energinya terkait dengan finansial. Guru yang bekerja karena ada gaji. Sebatas dia bekerja karena ada finansial yang diperolah. Guru bayar ini kadang-kadang mengajar berdasarkan energi uang. Guru semacam ini adalah guru yang tidak konsisten. Kadang ketika tanggal muda wajah cerah dan bersemangat karena ada finansial cukup. Namun kadang wajah yang menyedihkan dan tidak bersemangat karena merasa pekerjaan ini tidak menjanjikan, tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Guru bayar seperti guru ON/OFF kadang bersemangat dan kadang menyedihkan. Ketiga guru sadar, guru ini adalah guru yang kehadirannya menjadikan murid-murid mencintainya, mencintai pelajarannya, dan mencintai kehidupan karena apapun yang keluar dari mulut guru sadar adalah kata-kata yang mampu menyadarkan. Pembelajaran menjadi menyenangkan, keilmuan menjadi mengasikkan, kehadirannya menjadi kehadiran yang menyenangkan dan kepergiannya menjadi kepergian yang dirindukan. Jadi mengajar gaya motivator adalah sebuah teknik agar kita menjadi guru sadar karena profesi guru itu adalah profesi mulia. Profesi yang mengantarkan murid-murid mendapatkan kepahaman keilmuan yang baik dan benar. Sehingga mereka bisa menghadapi permasalahan dalam kehidupan karena guru sadar adalah konektor kebaikan, konektor keilmuan, dan guru sadar yang menyadari murid-murid ini akan menjadi amal jariahnya kelak.

Bagaimana peran guru sesungguhnya?
Menurut Aris ahmad Jaya, peran guru sesungguhnya ada 4 yaitu: pertama mengajar. Jika guru berperan sebagai peran pertama akan kalah dari pola belajar saat ini. Karena guru peran pertama ini tugasnya hanya memindahkan keilmuannya kepada muridnya. Sedangkan untuk saat ini belajar bisa dilakukan melalui online. Peran kedua mendidik. Guru yang berperan mendidik adalah guru idola, guru yang diteladani dan guru yang dirindukan. Jika guru masuk pada peran mendidik maka guru bisa memasukkan nilai-nilai, norma-norma baik yang bisa dijalankan anak didik dalam keseharian, kedisiplinan, kejujuran, bisa dipercaya, berbagi, bekerja sama, berkomunikasi, menolong, membagi dan lain-lain. Jika guru yang mampu mendidik akan menjadi guru yang menginspirasi. Karena apa yang kita didik akan menjadi inspirasi bagi anak didik. Inilah masuk pada peran ketiga menginspirasi. Ketika guru menunjukkan energi, keteladanan maka guru tersebut berperan sebagai guru inspirasi dan akhirnya guru dapat menggerakkan anak didiknya seperti yang diharapkan. Guru tersebut sudah berperan pada paran keempat yaitu menggerakkan. Jadi guru yang berperan mendidik secara tidak langsung menjadi guru yang menginspirasi dan menggerakkan anak didiknya. Sesuai dengan kata guru itu berasal dari kata GUGU dan DITIRU.


Ada 3 langkah yang bisa di praktekkan untuk mengajar gaya motivator
  1. Jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. Dengan pola sederhana guru yang menarik dimulai dari apa yang terlihat dan guru menyenangkan dimulai dari apa yang dirasa. Ketika pandangan pertama murid sudah suka, sudah nyaman dengan guru berarti guru tersebut sudah masuk ke daya tarik. Untuk menarik kita harus berpenampilan menarik untuk layak diperhatikan. Bukan hanya didalam kelas tapi juga diluar kelas. Untuk kita ketahui di dalam pikiran anak didik ada dua pintu yaitu pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan. Pintu terbuka adalah manakala anak didik mengizinkan guru sedangkan pintu tertutup adalah manakala anak didik tidak mengizinkan guru. Sebelum anak didik menerima materi apapun syarat pertama adalah anak harus menerima kita sebagai guru. Agar mereka mau menerima kita syaratnya mereka mengizinkan kita. Sesungguhnya untuk di izin kita harus menjadi pribadi yang menyenangkan. Agar jadi pribadi yang menyenangkan kita harus mampu memahami bahwa mereka orang yang berbeda dengan kita. Kita harus mampu mengubah DI menjadi Me, yaitu dihargai menjadi menghargai, dilayani menjadi melayani.
  2. Tips agar murid membuka pintu mengizinkan adalah dengan cara berikut: 1). Masuk kelas dalam kondisi senyum, 2). Salam dengan sapa berbeda dari biasanya, 3). Berikan apresiasi, seperti simulasi-simulasi sederhana berupa game (game tepuk, tebak-tebakan, bernyanyi bersama-sama, dan lain-lain), 4). Tangkap basah kebaikan tempa besi selagi panas artinya apresiasi prosesnya, apresiasilah anak didik tidak menunggu sampai kenaikan kelas. Karena besi susah ditempa apabila dingin bahkan lebih mudah ditempa apabila panas. Apresiasi yang diberikan bisa secara personal maupun massal. Ketika kita mudah mengapresiasi maka sesungguhnya kita mudah diterima.
  3. Temukan titik lebihnya, dan motivasilah mereka melalui titik lebih yang mereka punya, temukan nilai unggulnya dan mulailah masuk melalui nilai unggul yang bersangkutan. Temukan nilai tambah dan masuklah nilai tambah mereka. Artinya memberi kesempatan kepada anak didik untuk unggul di bidangnya.
  4. Tips agar menemukan kehebatan nilai tambah putra-putri didik agar guru diterima, diizinkan dan dirindukan yaitu; 1). Memberi kesempatan untuk menjadi duta sekolah tujuan bahwa mereka berharga, bernilai bukan untuk juara. 2). Libatkan mereka menjadi bagian dari permain bukan sekedar menjadi penonton. Jadikan mereka menjadi sejarah bukan bercerita. Misalnya memberi kesempatan mereka mengeluarkan ide dan gagasan. dan ide gagasan tersebut dilaksanakan mereka akan menjadi bagian sejarah atau pelaku bukan sebagai penonton.
  5. Berikan label positif. Label positif bisa diberikan secara umum di dalam kelas atau pun secara personal. Contohnya: Saya senang mengajar di kelas ini karena kalian berenergi dan bersemangat. 

Begitu luar biasa materi kali ini yang saya rasakan. Sehingga hati ini bertanya pada diri sendiri.

Apakah aku guru yang dirindukan dan diizinkan kehadirannya?
Apakah aku guru yang dinantikan?
Apakah aku guru yang menarik dan menyenangkan?
Apakah aku guru betulan atau hanya kebetulan?
Hanya siswa/i ku yang bisa menjawabnya.

Yuk, mari kita menjadi guru sadar yang datangnya menyenangkan dan pulangnya dirindukan dari detik awal hinga bel berbunyi. Terima kasih Pak Aris atas pencerahannya. Semoga kami para guru bisa menjadi guru sadar yang berperan sebagai pendidik yang menginpirasi dan mengerakkan anak didik serta memberi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak didik kami. Sehingga nantinya semua itu menjadi tauladan untuk anak didik dan amal jariah kami.



Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri