Sunday, March 29, 2020

Resume 2 Cerita Tiga Paragraf

RESUME 2
Belajar Menulis Gelombang 7
Sabtu, 28 Maret 2020
Pertemuan 2  : 19.00 - 21.00 WIB
Nara Sumber : Ibu ROSIANA FEBRIYANTI
Tema               : Cerita Tiga Paragraf

    Pertemuan kedua ini dimulai dari pukul 19.00 - 21.00 WIB oleh nara sumber yang bernama ROSIANA FEBRIYANTI. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 3 Februari 1980. Saat ini beliau bertugas sebagai guru di SMAIT AL-KAHFI. Beliau adalah peserta terbaik belajar menulis di gelombang pertama dan telah mendapatkan hadiah kejutan ksgn. Keahlian beliau menulis puisi, kumpulan cerpen, buku cerita anak, dan artikel.
   Ibu Rosiana memulai materi dengan mengulas ilmu tentang pentigraf. Beliau menjelaskan pentigraf  adalah akronim dari cerpen tiga paragraf (alenia). Bukan sebarang tiga paragraf yang datar, melainkan ada kesimpulan diakhirnya. Bahkan dibumbui dengan akhir yang manis atau menyedihkan. Ibu Rosiana juga menjelaskan menurut DR. Tengsoe Tjahjono, penggagas pentigraf, yang kemudian disebut sebagai Presiden Kampung Pentigraf Indonesia, cerpen tiga paragraf ini merupakan cerita yang utuh dan pentigraf termasuk fiksi mini yang hanya dibatasi 3 paragraf. 
       Adapun ciri-ciri pentigraf : 
1.  Panjang tulisan adalah 3 paragraf
2. Satu paragraf hanya memiliki satu gagasan pokok.
3.  Secara teknis penulis di komputer : satu paragraf satu kali ENTER.
4.  Sebagai cerpen, pentigraf memiliki ciri-ciri narasi, yaitu :
     a.  Alur (ada konfliknya)
     b.  Tokoh (yang menggerakkan alur)
     c.  Topik (persoalan yang dialami tokoh)
     d.  Latar (waktu, tempat, dan suasana)

    Ide bisa diperoleh dari mana saja, terlebih dari pengalaman pribadi. Ide tersebut tidak dituangkan mentah-mentah seperti curahan hati atau menulis berita. Ide dikelola menjadi sebuah cerita baru yang menarik dalam kemasan dan bahasanya. Pentigraf boleh diawali dengan munculnya konflik, solusi, atau pengenalan karakter tokoh. Akhirnya pun beraneka macam. Ada yang membahagiakan, ada yang menyedihkan, dan ada pula yang twist atau memberikan kejutan. Itu semua merupakan proses kreatif. Begitu paparan ibu Rosiana.
    Beliau juga menuturkan dialog dalam pentigraf diminimalkan, diubah dalam bentuk narasi atau deskripsi. Namun, dialog diperlukan juga sebagai bumbu agar cerita tidak hambar sebagai kejutan tak terduga bagi pembaca. Ternyata bukan hanya masakan yang butuh bumbu ternyata dalam menulis pentigraf juga dibutuhkan bumbu. Menurut DR. Tengsoe yang diinfokan ibu Rosiana kali ini, paragraf jangan terlalu panjang dan jangan terlalu banyak percakapan. Dalanm paragraf maksimal hanya satu kalimat langsung. Panjang pentigraf sekitar 210 kata. Kalimat langsung pada paragraf kedua cukup satu saja. Intinya kelapa opsss intinya, jangan panjang-panjang, ringkas saja. Yang perlu diperhatikan dalam menulis pentigraf adalah meringkas.
     Struktur sebuah pentigraf adalah permulaan, tengah, dan penutup. Setiap bagian ini isilah dengan pembeda. Kisah harus terus bergerak maju lengkap dengan konflik dan resolusi. Paragraf kedua berisi alur, didalamnya konflik yang dialami tokohnya. Hanya ada satu kalimat langsung. Dialog lainnya dinarasikan. Sedangkan paragraf ketiga berupa resolusi atau kesimpulan. Ada twist di akhir kisah. Di paragraf akhir ibu Rosiana menyarankan buatlah kesimpulan yang menarik dan berkesan sehingga mudah diingat oleh pembaca. Ada twist atau kejutan di akhir kisah, kejutan yang tak terduga. Hal ini bisa membuat orang lain membaca lagi dari awal.
     Ibu Rosiana berbagi ilmu yang diperolehnya dari guru pentigraf yaitu Queen Erni tentang tata cara menulis dialog yang benar.
1.  Penggunaan tanda titik di akhir dialog
     Contoh salah : "Aku yakin dia pemenangnya".
     Contoh benar : "Aku yakin dia pemenangnya."
2.  Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog.
     Apabila diiringi narasi, maka ketentuannya seperti ini:
     Contoh salah : "Dia memang sangat berbakat." menatap Bayu kagum.
     Contoh benar : "Dia memang sangat berbakat." Menatap Bayu kagum.
     Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap.
     Huruf awal narasi harus di dahului oleh kapital.
3.  Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini:
     Contoh salah : Andi tersenyum, "Kamu adalah sahabat terbaik."
     Contoh benar : Andi tersenyum. "Kamu adalah sahabat terbaik."
     
    Banyak contoh pentigraf yang diberikan oleh beliau pada kami pesertanya. Pentigraf untuk anak SD-SMP, SMA/SMK, dan juga untuk dewasa. Cerita anak disesuaikan dunia anak, menggunakan bahasa maupun isi yang sederhana sehingga mudah dipahami dan diimajinasikan anak. Karena pada dasarnya anak-anak masih memiliki pemikiran sederhana. Alur cerita anak lebih sederhana. Biasanya, alur cerita anak memunculkan konflik yang kecil dan sederhana pula agar anak mudah memahami inti dari cerita. Untuk cerita yang lebih dewasa menggunakan bahasa yang kompleks. Selain itu, dari segi alur cerita juga mempunyai perbedaan.  Setelah panjang lebar ibu Rosiana memaparkan materinya beliau memintakan peserta membuat cerita pentigraf. 
     Setiap cerita yang dibuat peserta dikoreksi oleh ibu Rosiana. Ada yang bagus secara keseluruhan, ada yang tidak punya twist atau kejutan diakhir paragraf, ada paragraf akhirnya lebih bagus disederhanakan, ada yang tanda baca tidak jelas, ada yang tidak tampak paragraf 1, 2, dan 3, ada tulisan yang harus diperbaiki tata tulisnya, ada yang membuat lebih dari tiga paragraf, ada yang kisahnya bagus dan bisa dijadikan cerita motivasi, dan ada juga yang tulisan banyak typonya. Banyak masukan yang diberikan oleh Ibu Rosiana. Semua koreksi yang diberikan memberi pengetahuan baru kepada kami terutama saya sebagai pemula. Agar nantinya kami bisa membuat tulisan yang lebih menarik lagi dengan ketentuan yang sudah dibahas di atas. Terima kasih Ibu Rosiana. Semua ilmu yang ibu berikan In Sha Allah akan kami terapkan pada tulisan kami yang berikutnya.
     Setelah selesai belajar menulis bersama ibu Rosiana, kami diberi tugas oleh Om Jay untuk membuat resume kedua tentang Cerita Tiga Paragraf. Inilah hasil resume dariku.


Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun Kepri

No comments:

Post a Comment