Menulis dengan 4R
Bersama:
Farrah Dina, M. Sc
Rabu, 6 Mei 2020 tepat diramadhan ke 13 perkuliahan tetap dijalankan. Diawali dengan perkenalan narasumber. Berikut paparan perkenalannya.
Perkenalkan, saya Farrah Dina pendiri Tangga Edu. Terima kasih atas kesempatannya hari ini. Saya menulis 20 judul buku, berkaitan dengan pendidikan untuk guru & orang tua serta buku-buku bergambar
untuk anak. Berikut sudah saya siapkan khusus untuk grup ini tautan youtube untuk sharingnya. Kemudian narasumber memberi link tentang materi hari ini yang bertema "Menulis Buku, Catatkan Sejarah: Menulis dengan 4R" Berikut linknya klik
disini
Peserta dipersilakan simak bersama dulu dan nanti silahkan jika ada yang ingin didiskusikan. Tidak lamakemudian Om Jay mengubah setelan grup untuk mengizinkan hanya admin yang dapat mengirim pesan ke grup ini.
Mari menulis dengan 4R. Apa itu 4R?
- Renjana
Renjana adalah passion. Passion itu adalah sesuatu yang amat sangat menarik, sesuatu yang menjadi pemikiran kita, sesuatu yang menjadi hal-hal jika kita mengunakannya terasa lebih mudah dan menyenangkan.
Apapun itu mulailah dari sesuatu sesuatu yang memang dikuasai dengan baik karena akan mengalir kata-kata dengan mudah. Tentukan renjana Cara paling mudah untuk termotivasi menulis adalah: Pertama tentukan renjana dulu.
- Rutin
Rutin bukan hanya rutin menulis tapi yang lebih penting lagi rutin membaca. Karena rutin membaca menjadi sesuatu otomatis apapun yang kita baca, kita lihat, kita alami akan terframe dan akan termotivasi
untuk menulis. Makin banyak membaca akan penuh kantong-kantong membaca dikepala kita yang ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan membaca kosakata membaca tidak sama dengan kosakata lisan. Kosakata membaca kecendrungan
berkaitan dengan kosakata menulis tidak demikian dengan kosakata lisan. Ketika kita mendengar kita akan mengungkapkannya kembali. Sedangkan membaca, kita ada keinginan untuk menbuat bentuk tulisan yang lain. Untuk membentuk
rutinitas menulis itu bisa dimana saja, kapan saja dan tentang apapun,
- Review
Review itu adalah setelah kita punya kumpulan maka review-review. Proses terpanjang adalah reviuw. Jadi pada saat pertama menulis draf segera tuliskan semua yang ingin ditulis. Tidak perlu diedit, tanpa
melihat nama tokoh, alur, pristiwa biarkan ia mengalir. Nanti saat review itulah baru kita lakukan hal-hal tersebut. Seperti mengedit memperhatikan alur, tokoh dan lainnya.
- Ruang Bagi Pembaca
Ruang bagi pembaca kita harapkan adalaah fedback negatif karena itu yang lebih penting dan bisa kita perbaiki. Yang penting pada ruang pembaca jangan sampai menghilangkan jati diri penulis.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berikut sesi tanya jawab itu.
Pertanyaan pertama
Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yang diterbitkan berkualitas?
Nani Bogor Jawa Barat
Jawaban:
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dari pengalaman-pengalaman penulis yang hebat yang sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis
yang betul-betul sesuai dengan renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain-lainnya yang nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah
itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi
perlu mendengar masukan dari pembaca juga. Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis.
Pertanyaan kedua:
Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana teknis/langkah mengubah tulisan dr best practice menjadi tulisan populer? terima kasih
Jawaban:
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku-buku ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer
tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya"
dengan sedikit-sedikit memasukkan teori-teori pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku-buku terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle
of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yang lebih hidup.
Pertanyaan ketiga
Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah.
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orang-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang
butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang
menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kumpulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan
melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Pertanyaan keempat
Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi
kita boleh tidak. Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu. Trimakasih
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb....
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa,
berteman dengan robot, itu adalah imajinasi. Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal
usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak berlebihan.
Pertanyaan kelima
Assalamualaikum... Saya ika siswati dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu lakukan sehingga dapat menemukan passion ibu yaitu menulis buku anak?
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb... Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan saya di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. Tidak halnya di
Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak
puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada. Selanjutnya saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu
hal yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi
terbesar dan itulah passion saya. Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk terus menulis genre lain. Karena rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami
ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research plan yang
saya buat, saya bisa diterima di universitas di Jepang.
Pertanyaan keenam
Pertanyaan buat Bu Farrah
Ibu masih muda sekali, dan tentunya bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis. Terima kasih. Rachmi Banyuwangi
Jawaban:
Ibu Rachmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima ya bu. Yang menjadi motivasi saya adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri
Indonesia tercinta ini. Sama dengan Bapak & Ibu semua.
Pertanyaan ketujuh:
Selamat siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Terima kasih
Jawaban:
Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN. itu kunci utamanya pak. Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu
apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat
menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis
Pertanyaan kedelapan
Assalamualaikum Bu Dina, saya Candra dari Langkat Sumatera Utara. Terima kasih formula 4R. Sangat membantu untuk saya sebagai yang baru belajar untuk menulis. pertanyaan saya bu, menurut ibu apakah seorang
penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya betul-betul baik dan memang ada tidak pengaruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mengerjakan dua tulisan (fiksi dn non fiksi) secara bersamaan?
Terima kasih bu .
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb...
Pak Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita,
yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak
cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menulis
Pertanyaan kesembilan
Nama : Munandar, Kabupaten Sumba Timur
Yth. Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang? Terima kasih
Jawaban:
Pak Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak. (silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiionnya saat ini, yang penting adalah menuliskan sesuatu
yang betul-betul kita merasa menikmati dalam menuliskannya.
Pertanyaan kesepuluh
Assalamualaikum ibuk Farrah dina, perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang,
Perkenankan saya bertanya tentang pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada 4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan mengapa ibuk letakkan
di poin paling atas, Sekian wasalam
Jawaban:
Pak Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana
kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi
ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai menulis berbagai hal. Terima kasih
Pertanyaan kesebelas
Mat sore Bu Farrah, bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca? Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang.
Kupang-NTT.
Jawaban:
Pak Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca,
yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara
pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa orang dengan persona seperti dia bukanlah target
pembaca kita. Jika tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaiki. Untuk buku ilmiah ke populer,
ada pada jawaban no. 2
Pertanyaan keduabelas
Assalaamu'alaikum bu farah...tadi ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yang pertama renjana (passion). Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion) saya membuat buku pelajan fisika. Apakah
berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sajaj? Karena saya kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis artikel dll. Sri indayani SMAN 1 Paciran
Jawaban:
Bu Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi untuk menulis. Namun
setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada jawaban pertanyaan kedelapan.
Pertanyaan ketigabelas
Assalamualaikum bu fara..saya belum pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa yang saya publikasikan. pertanyaan bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti
saya karena bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima tas pencerahanya. Fitran _Mataram
Jawaban:
Wa alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di tv yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil
salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum
Pertanyaan keempatbelas
Saya M. Rasyid Nur dari Karimun
Pertanyaan:
Sebelum menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Jawab:
Pak Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok
dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. Baru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasarkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa-bahasa
yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.
Pertanyaan kelimabelas
Salam sejahtera ibu Farah
Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar. Buku Anak bagi saya itu suatu kesulitan.
Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus meminta izin. Terima kasih bila ada tips yang berbeda. Salam Literasi dari Timor (Roni Bani)
Jawaban:
Salam Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dari pembaca pemula yang harus penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator.
Banyak komunitas-komunitas ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). Nanti bapak tentukan saja di jenjang mana
BApak ingin menuliskannya. Jika tertarik lebih lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini.
Pertanyaan keenambelas
Salam Sehat Ibu Farrah
Ini adalah hari ke-8 saya mengikuti pelatihan menulis. Kiat-kiat untuk menulis diantaranya menulis setiap hari, apa saja yang terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan saya masih bersifat bebas dengan
kata-kata yang mengalir begitu saja di dalam otak saya tulis. Yang ingin saya tanyakn bagaimana cara menulis secara ilmiah seperti PTK, Best Practice dengan baik. Elly Mahayani - Jembrana Bali
Jawab:
Salam Ibu Elly, selamat... dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI... Nanti dari kumpulan tulis itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan serius hingga menjadi
tulisan yang siap p ublikasi... Untuk tulisan ilmiah ke populer, ada di jawaban no. 2
Pertanyaam ketujuhbelas
Deni di Cimahi
Ijin bertanya. Ada yang bilang menulis buku anak itu lebih menantang atau sulit. Terutama bahasa yang digunakan musti sesuai dengan bahasa dunia anak. Bagaimana kiatnya?
Jawaban:
Sulit atau tidak sangat relatif. Tapi mungkin karena kita terbiasa dengan bahsa dewasa. Kuncinya adalah sering mendengarkan anak berbicara & memberikan buku kita pada anak agar
kita tahu responnya... Kemudian bisa kita evaluasi. Saat menulis untuk dewasa, apa yang kita tuliskan akan ditangkap sama oleh pembaca. Tidak demikian dengan anak, hal sederhana saja bisa dipersepsikan berbeda, tidak sama
dengan apa yang kita maksud.
Pertanyaan kedelapanbelas
Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu tulisannya dibaca orang lain. Saya sering menulis, tapi selesai menulis
saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu uuu sekali ( baru tentang RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi kok temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasinya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan
tanda tangan dari pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati. Dari situ saya jadi males share lagi. Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih. Santi~ Jayapura
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb.
Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol....
Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik.
Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit mengkontrolnya.
Pertanyaan kesembilanbelas
Saya Sri Budi Handayani dari Gresik
Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya, Terima kasih.
Jawaban:
Bu Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy perhatikan. Biasanya saya memulai dari sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan
cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat banyak ide, maka saya banyak menonton film anak, bergaul dengan anak-anak & membaca buku-buku anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan
diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board....
Dibaca anak-anak , lalu review & revisi lagi dst... Dari masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan.
Pertanyaan keduapuluh
Sri Sulastri dr Bojonegoro, pertnyaan saya cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula?
Jawaban:
Bu Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi tidak ada yang instan, semua harus melalui proses. Proses itu akan semakin cepat jika segera dimulai
Pertanyaan keduapuluhsatu
Selamat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Menurut pengalaman Ibu, berapa persen dari ruang pembaca dapat ditampung masukannya dan bagaimana sikap kita dalam mnerima semua kritikan itu agar tidak terbawa amarah.
Terima Kasih- Bernad.Toraja
Jawaban:
Pak Bernard, Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda,
maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin
cara kita menuliskannya perlu diperbaiki.
Pertanyaan keduapuluhdua
Selamat siang Ibu Farrah, saya grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu
memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima kasih.
Jawaban
Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat
masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit
Demikianlah kuliah online ini. Ada perkataan Ibu Farrah yang membuat saya tergugah
"Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang
yang melakukan."
Yup jangan jadikan diri kita kalah karena diam dan menunggu. Ayo ungkapkan dan lakukan agar kita bisa menghasilkan karya-karya hebat seperti narasumber kita ini dan narasumber-narasumber yang lainnya.
Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri