Wednesday, May 6, 2020


Menulis Dalam Kesibukan
Bersama:
Much. Khoiri



Nah loh dari judul materi saja sudah menarik perhatian saya. Bagaimana mungkin bisa menulis didalam kesibukan. Ya sibuk-sibuknya emak-emak tak jauh dari pekerjaan rumah dan sesibuk-sibuknya guru tak jauh dari tugas-tugas sekolah. Kembali lagi saya ungkapkan. Bagaimana mungkin bisa menulis di dalam kesibukan tersebut!



Berikut penjelasan yang buat saya ditikam di tempat. Materi yang akan disampaikan oleh Pak Much Khoiri yang familiar dipanggil Pak Emcho. Beliau dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya.

Seperti biasanya sebelum memulai perkuliahan Omjay selalu mengawali dengan "Mohon izin Wa Group ini omjay tutup sementara untuk persiapan kuliah online dari Pukul 13.00-15.00 wib bersama bapak Much Khoirin atau biasa disapa master Emcho. Kemudian tak lama Omjay telah mengubah setelan grup ini untuk mengizinkan hanya admin yang dapat mengirim pesan ke grup ini.

Tepat pukul 13.00 WIB perkuliahan dimulai dan diawali dengan ucapan "Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh." dan "Selamat siang guru-guru hebat Indonesia" dilanjutkan dengan ucapan "Siang ini kita akan mendapatkan pencerahan tambahan pengetahuan dari pak Emcho." Kemudian Omjay mempersilakan pak Emcho untuk menyampaikan materi perkuliahan.

Pak Emcho memulai dengan ucapan "Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat siang, Bapak-Ibu sekalian, salam sejahtera untuk kita semua. Semoga sehat senantiasa. Bahagia sekali kita bisa berjumpa dalam sebuah grup kreatif yang telah didesain untuk belajar bersama, saling menguatkan, saling mengisi untuk menulis." Kemudian dilanjut dengan kata-kata pertama-tama saya mohon izin untuk mengenalkan diri. Saya Much. Khoiri, dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. Saya mulai memuatkan tulisan di media cetak sejak 1986/1987 (kuliah semester 3), jadi saya tidak perlu kisahkan semuanya di sini. Mohon izin saya sampaikan biodata atau profil singkat saya berikut ini.

Profil Much. Khoiri

Lahir di Desa Bacem, Madiun 24 Maret 1965, Much. Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi. Ia masuk dalam buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa (2014). Pernah menjadi Redaktur Pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas dan penasihat jurnal berbahasa Inggris Emerald. Pernah menjadi redaktur Jurnal Sastra dan Seni. Selain menghidupkan beberapa komunitas penulis, ia juga pernah mengomandani Ngaji Sastra di Pusat Bahasa Unesa bersama para sastrawan. Karya-karyanya (fiksi dan nonfiksi) pernah dimuat di berbagai media cetak, jurnal, dan onlinebaik dalam dan luar negeri. Ia telah menerbitkan 42 judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatifbaik mandiri maupun antologi. Buku larisnya antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia TOP Menulis (2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), Much. Khoiri dalam 38 Wacana (2016), kumpuis Gerbang Kata (2016), Bukan Jejak Budaya (2016), Mata Kata: Dari Literasi Diri (2017), Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho: Berbagi Epidemi Inspirasi (2017), Writing Is Selling (2018), Praktik Literasi Guru Penulis Bojonegoro (2020), Virus Emcho: Melintas Batas Ruang Waktu (2020), dan SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (2020). Sekarang dia sedang menyiapkan naskah buku tentang menulis, budaya, literasi, dan karya sastra (puisi dan cerpen). Dia cukup aktif menulis di muchkhoiriunesa.blogspot.com; www.kompasiana.com/much-khoiri; muchkhoiri.gurusiana.id.; jalindo.net; dan sahabatpenakita.id.
Instagram: @much.khoiri dan @emcho_bookstore.
Emailnya: muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id HP/WA: 081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.

Kemudian beliau memulai paparan materi berupa power point dan voice. Berikut power point dan voice tersebut yang dapat saya tulisakan.
Sapa Ora Sibuk?




Siapa yang tidak sibuk? menulis dalam kesibukan. Pertama mari kita bertanya kepada diri kita masing-masing sebenarnya siapa sebenarnya diantara kita tidak sibuk. Seperti slide berikut:









Tampak kesibukan pada slide tersebut, pengangguran juga punya kesibukannya sendiri, bahkan Kakek nenek juga mempunyai kesibukannya sendiri. Kita manusia adalah subjek. Tanpa kata kerja, subjek hanyalah entitas yang mati, tanpa makna kontekstualitasnya. Subjek misalkan "saya" jika tanpa kata kerjanya seperti makan, minum, bekerja, tidur, bersantai dan seterusnya itu hanya sebagai saya tidak diikuti apakan yang lain, maka kalau saya saja tidak melakukan apapun juga tidak ada gunanya. Maka pada hakekatnya orang selagi hidup, selagi berkegiatan pasti punya kesibukan tersendiri. Jadi ada baiknya kita perlu merenung sudah tepatkah jika kesibukan dijadikan alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Dalam konteks menulis ini jadi pertanyaan yang mengaku sangat sibuk, mari timbang kembali apa alasan itu sudah tepat.

Manajemen Kesibukan



Dengan demikian yang terpenting bukan sibuknya itu karena dibalik kesibukan pasti ada kelonggaran, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dibalik kesibukan pasti ada kesempatan. Sebenarnya bagaimana kita menyiasati hidup dalam kesibukan. Konteks ini kita harus punya sikap. Sikap kita itu positif atau negatif. Jika sikap kita positif pasti akan menghasilkan aksi positif begitu juga sebaliknya. Untuk itu kita jangan menyerah pada kesibukan tersebut makanya kita harus memanange kesibukan tersebut karena akan memiliki nilai baik untuk diri kita sendiri dan akhirnya kita menikmati kesibukan itu sendiri.




Mengapa Harus Menulis?




Ketika kau bicara, kata-kata mu hanya menggema, jika kau menulis kata-kata mu akan menyebrang atau menggema sampai bertahun-tahun atau berabad-abad. Dengan kata lain "Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakan akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa kecuali dituliskan. Ia akan abadi dan menyejarah."
Seperti ungkapan pada slide berikut:


 Mendidik Diri Menulis



Menulis dalam kesibukan kita harus menguatkan mendidik diri sendiri supaya kita juga tau akan ada tugas yang harus diselesaikan. Mendidik menulis disini buakan hanya membuat diri kompeten dibidang menulis melainkan juga berani menegakkan prinsip reward dan panesman ada hadiah ada juga hukuman. Jadi menulis tidak disiplin menggunakan waktunya maka diberi hukuman membaca lebih banyak lagi, menulis dua atau tiga kali. Tapi sebaliknya apabila melampaui target kita harus memberi hadiah pada diri sendiri, bisa dengan membeli buku lebih dari biasanya, menonton, menyantaikan diri, dan lain-lain.

Menulis Itu Berkomunikasi



Menulis itu adalah berkomunikasi bukan hanya berekspresi. Karena kita berhadapan dengan pembaca. Orang bijak itu berbicara karena mereka punya sesuatu untuk disampaikan/dikatakan sedangkan orang bodoh itu karena mereka harus menyatakan sesuatu. Orang bodoh hanya ngomong saja meski itu tidak penting, sedangkan orang bijak diam tapi ketika ada sesuatu yang penting akan disampaikan berupa gagasan, perasaan, pengalaman dan seterusnya. Sebagai penulis materi tulisan harus sesuai dengan dibutuhkan pembaca, pengorganisasian tulisan juga harus bagus, enak diikut dan kemudian bahasa kita harus komunikatif misalnya kalau pembaca ilmiah menggunakan bahasa ilmiah, sedangkan kalau pembaca umum kita gunakan bahasa semi ilmiah atau semi populer. Untuk itu ketika berkomunikasi kita menyampaikan pesan gunakan bahasa yang enak diikuti sehingga pesan kita sampai ke pembaca.

17 Staregi Jitu


Berikut penjelasannya satu persatu.

  
  1. Tetapkan niat menulis
  2. Apa yang membuat kita ingin menulis tetapkanlah niat. Niat dibagi menjadi dua yaitu: Pertama Niat Umum/abstrak/filosofi, contohnya: Menulis untuk beramal, menulis untuk mencerdaskan bangsa. Niat umum ini adalah niat yang susah untuk diraba tidak ada tolak ukurnya, karena itu banyak orang memiliki niat yang kedua Niat Pragmatis, contohnya: Berniat supaya bisa naik pangkat, bisa tambah penghasilan, dan lain-lain sebangai penyemangat untuk menulis.
  3. Rajinlah membaca
  4. Ungkapan yang menarik orang yang rajin membaca itu bagaikan orang yang sesedang melihat masa lalu dan masa akan datang. Hadir setiap sejarah dan imajinasi orang-orang yang hebat. Membaca itu biasanya mendahului menulis. Getaran pemicu untuk menulis itu selalu di gedor oleh membaca. Membaca bisa menjadi mimpi kita menjadi seorang penulis.
  5. Gunakan alat perekam gagasan
  6. Jika kita pergi sehari-hari jangan lupa merekam apa saja yang nantinya bisa jadi materi atau sumber inpirasi yang nantinya bisa kita abadikan berupa tulisan atau pemerkaya tulisan.
  7. Kobarkan Inspirasi menulis
  8. Inspirasi itu adalah ilham yang membuat kita memunculkan ide yang paling bagus. Inpirasi tumbuh dan berkembang berkat kekayaan pengetahuan dan sebuah pemicu. Jika kita kaya pengetahuan ketika ada pemicu maka akan timbul inspirasi.
  9. Tentukan waktu utama
  10. Tentukan waktu yang tepat untuk menulis, jangan berbenturan dengan jam kerja utama. Kemudian kita merasa nyaman dengan pilihan waktu yang kita tentukan.
  11. Untuk pemula, menulis bebas
  12. Untuk pemula membiasakan menulis bebas (free writing), menulis secara spontan itu melatih diri untuk menuangkan gagasan, pengalaman dan perasan secara lancar. ini seperti orsng curhat menggunakan bahasa tutur, saya, aku seperti curhat seakan akan bahasa tulisan itu berangkat dari bahasa lisan. dari bahasa lisan menjadi tulisan seperti bercerita. Orang yang menulis bebas itu adalah sebenarnya mengoptimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan itu kita tau suka spontanitas, penuh kebebas dan tanpa aturan sedangkan otak kiri menuntutkan kerja teratur, runut, sistematis dan penuh pertimbangan.
  13. Menulis di dalam hati
  14. Kita juga bisa menulis di dalam hati, memikirkan apa yang akan ditulis, merancang apa saja yang akan ditulis. Semua ide-ide yang sangat bagus itu selalu datang pada kita itu secara spontan, kebetulan. Jangan lewatkan ketika ada ide bagus itu langsung proses
  15. Menulis di waktu utama
  16. Setelah ditentukan waktu utama, gunakan waktu itu untuk menulis
  17. Manfaatkan waktu luang
  18. Manfaatkan waktu dengan disiplin sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
  19. Menulis yang dialami
  20. Menulis yang dialami seandainya bepergian bisa ditulis jadi catatan harian dan itu akan jadi bahan tulisan dan bahkan bahan cerita yang bisa dijadikan buku.
  21. Menulis yang dirasakan
  22. Menuliskan yang dirasakan dengan memanfaatkan kekuatan perasaan yang bisa diexplore dalam tulisan
  23. Menulis selaras minat dan pekerjaan
  24. Kita bisa menulis sesuai dengan minat bahkan bisa membuat pengalaman menarik dalam pekerjaan sehingga nantinya bisa dibukukan baik sendiri atau keroyoan.
  25. Menulis dengan riang
  26. Menulis dengan perasaan bahagia seperti kata Albert Einstain karya kreatif terbaik tidak pernah terselesaikan ketika seseorang tidak bahagia jadi hanya ketika bahagialah seseorang mampu menhasilkan karya terbaik.
  27. Menulis yang banyak
  28. Menulislah yang banyak, kuantitas itu akan menghasilkan kualitas
  29. Read better, write faster
  30. Bagi yang mahir diera informasi ini kita harus pintar membaca dan menulis lebih cepat. Yang biasanya 2 jam menulis menjadi 1 jam, membaca dalam waktu 1 jam selesaikan dalam waktu setengah jam
  31. Buatlah motto yang dahsyat
  32. Buatlah motto yang sangat dahsyat sehingga kita bersemangat
  33. Menulis dengan doa
  34. Setiap kita menulis jangan lupa berdoa dan sebelumnya berwudhu terlebih dahulu dan mengawali dengan membaca hamdalah
Setelah paparan selesai, dibuka sesi tanya jawab dengan aturan bagi yang ingin tanya sila tuliskan nama dan asal daerahnya.

Pertanyaan 1: Ibu Aan dari Majalengka
Pak Emcho. Saya selalu kesulitan untuk bisa menulis dalam kesibukan. Apa tips yang paling cocok buat saya?
Jawaban:
Jangan lupa mencatat atau merekam point-point dan punya niat ketika waktu longgar segera menuangkan apa yang sudah dicatat dan melatih diri telaten atau rajin mencatat ide-ide yang mampir dibenak atau hati kita.

Pertanyaan 2: Isminatun dari Sukoharjo
Salam, Sangat menarik pak Emcho. Mohon izin menanyakan point 6. Bagi pemula, menulis bebas.
Berapa lama pemula perlu menulis bebas agar bisa terampil dalam arti bukan hanya menulis bebas saja? Apakah untuk terampil perlu jam terbang sekian-sekian? Terima kasih.
Jawaban:
Waktu menulis bebas bervariasi ada yang cukup cepat dan juga lama tergantung pada niatnya dan intensitas menulisnya. Kalau kita tekun menulis progresnya akan cepat.

Pertanyaan 3: Warsih dari Kota Tangerang.
Ingin bertanya tentang menulis dalam hati. Sering terlintas ketika dalam perjalanan sebuah ide, biasanya mengalir begitu saja kata dan kalimat dalam hati. Tapi ketika tiba di tempat dan ingin menulis hilang begitu saja. Yang saya tanyakan, bagaimana agar ide tadi tetap dalam ingatan sehingga bisa dituangkan dalam bentuk tulisan.
Jawaban:
Prinsipnya menulis dalam hati menulis dalam kertas tapi dipindahkan dalam ingatan, sehingga harus punya daya ingatan yang bagus dalam pikiran. Begitu sampai ditempat segera tuliskan dikertas supaya tidak hilang sama sekali.

Pertanyaan 4: Rachmi dari Banyuwangi
Saya terkesan dengan kalimat motivasi dari Bud Gardner, terkait menulis dalam kesibukan. Bagaimana kiat-kiat bapak dalam memanage waktu agar bisa konsisten menulis, karena ada istilah waktu seperti mata pedang dan di tengah kesibukan saat ini sangat sulit untuk memanagenya.
Jawaban:
Kebetulan saya mendasari diri dengan suatu pernyataan membaca dan menulis itu wajib. Saya mengamalkan surat Al-Alaq. Surat Al-Alaq pendorong saya membaca. Jadi membaca itu wajib dan menulis itu wajib. Jangan mati sebelum menulis buku. Dengan prinsip filosofi yang saya tanam dalam diri ini, saya menganggap bahwa menulis itu kewajiban. Karena kewajiban ya otomatis harus dikerjakan sewaktu-waktu atau setiap hari. Ada waktunya saya bekerja, ada waktunya saya bersama mahasiswa, ada saatnya saya bersama keluarga dan ada saatnya saya menulis. Seandainya sehari saya tidak menulis satu artikel berarti besok saya menulis dua artikel. Kalau tidak sempat menulis cerita saya membuat puisi.

Pertanyaan 5: Rasita dari Bengkulu
Assalamualaikum, Kita telah berusaha untuk selalu menulis, karena terlalu banyak ikut kegiatan kadang lupa saat menulis tugas yang lain, gimana kiatnya supaya tidak lupa atau benturan dengan kegiatan kita menulis ya pak ? terima kasih
Jawaban:
Semakin banyak kegiatan, semakin harus pintar-pintar mengelola mengukur waktu. Seandainya kuat tiga kegiatan maka mengelolanya ya tiga. kalau punya kekuatannya tiga kegiatan tapi punya kegiatan banyak harus diatur sendiri. Tips saya tidak bisa diterapkan untuk ibu. Karena kekuatan fisik, mental, berfikir, ketangguhan, semangat berbeda-beda. Tapi setidaknyas ibu punya waktu yang jelas saat ini harus menulis apa. Kalau ibu overload ibu harus memikirkan apa seharusnya tidak dilakukan.

Pertanyaan 6: Etik Nurinto dari Kabupaten Pemalang
Assalamualaikum Master Emcho.
Dalam kesibukan ide gagasan muncul sewaktu-waktu, topik yang akan ditulis pun bisa jadi berubah seiring munculnya gagasan dalam pikiran. Bagaimana membangun konsistensi menulis satu topik/tema sampai menjadi sebuah buku.?
Jawaban:
Bapak harus konsisten. Jadi saya sarankan bapak ketika menulis bapak sudah punya rancangan seperti apa. Kalau ada ide yang baru muncul catat saja ditempat yang lain. jangan dibiarkan hilang tapi segera catat pada buku yang lain. Karena itu mungkin saja jadi ide/buku yang lain dan yang utama jangan ditinggal. Bapak harus masuk pada proyek yang utama.

Pertanyaan 7: Grefer dari Kupang NTT
Selamat siang pak Khoiri, saya sering mendapat ide dan saya terapkan menulis dalam hati. Tapi kadang bisa langsung ada kesempatan menuangkannya di laptop atau kertas kadang tidak. Saya mohon saran, mungkin ada hal-hal teknis yang dapat saya lakukan untuk hal ini bagaimana agar bisa lebih berkomitmen untuk menulis lagi, pak. Terima kasih.
Jawaban:
Yang tidak sempat menulis itu segera menulis pak. Buat point-point jangan dibiarkan. Untuk membantu pikiran kita bekerja mencatatkannya di atas kertas. Menulis itu hakikatnya menulis diatas kertas.

Pertanyaan 8: Nurhaida dari Pekanbaru Riau
Bismillah Assalamualikum wr wb. Terima kasih atas waktunya buat kami. Selamat Ultah buat bapak walau terlambat. Saya mau tanya ya karena saya belum pernah bercerita didunia maya, walaupun tiap hari bercerita depan siswa. Saya akan coba bercerita pada pembaca yang saya tanya. Disamping bahasa dan tulisanya nanti berserakan. Juga campuran antara fiksi dan non fiksi. Bolehkah seperti itu pak?
Jawaban:
Silakan ibu bercerita seperti mendongeng. Silakan ditulis dan tuntaskan dogeng ibu tapi lewat tulisan. Tapi jangan berhenti nanti kalau sudah cukup banyak bisa meminta bantuan senior untuk mereview atau membacakan. Itu perlu dibiasakan. Proses menulis itu pada dasarnya dari bahasa lisan. Ibu harus ingat juga fiksi atau novel itu seluruhnya imajinasi tapi sebagian juga ada fakta. Silakan ditulis saja bagaimana ibu berproses dalam menulis.

Pertanyaan 9: Mely Yanti dari SDN 47 Kota jambi
Assalamualaikum Pak, Mohon izin bertanya saya, kadang tidak percaya diri dengan apa yang dituliskan, karena pernah upload tulisan namun sepertinya tulisan tidak disambut baik dan menurunkan kepercayaan diri, nah bagaimana agar PD meningkat, sebelum mulai menulis .
Jawaban:
Ibu kalau soal tulisan itu pantas atau tidak pantas tidak usah diperhatikan. Ibu menulis saja. Jika ada orang yang mengolok-olok biar saja. Karena itu pekerjaan orang yang suka meremehkan. Justru mestinya kalau dia suka menulis dia akan memberi penghargaan meskipun tulisan ibu kurang. Kalau ada guru yang mengolok-olok itu nanti akan menyesal karena ketika diminta menulis belum tentu bisa. Kita melakukan kebaikan itu niatkan saja untuk berbagi. Lebih baik melakukan sesuatu meskipun salah karena suatu saat akan benar daripada tidak melakukan apa-apa.

Pertanyaan 10: Sumarjiyati GK
Assalamu'alaikum selamat siang pak. Saya yang mau saya tanyakan bagaimana cara mengembangkan tulisan pemula (menulis bebas) yang dirasa seperti curhat. Bagaimana cara menulis sebuah buku biografi? Ingin menceritakan kesuksesan seseorang. Agar tidak terkesan seperti curhat. Terima kasih.
Jawaban:
Menulis biografi seseorang tidak seperti curhat tapi kita mengamati seseorang dengan data yang baik, seperti informasi dengan wawancara, membaca catatan harian, foto dan seterusnya. Dan juga bertanya dengan keluarga dan teman-temannya agar kaya informasi, sedangkan autobiografi bercerita tentang diri sendiri. Bahkan lebih gambang karena lebih lancar.

Pertanyaann 11: Achmad Husin dari Bangka
Mohon penjelasan Pak. Bagaimana memulai membangkitkan kembali menulis yang dialami atau di rasakan, ttetapi perasaan yang dialami saat itu sudah hilang.
Jawaban:
Kalau perasaan hilang bapak harus merecall/memanggil ulang. Kalau perasaannya sudah tidak utuh berarti memorinya saja yang ada. Kekuatan membangkitkan perasaan saat itu berarti keterampilan sendiri. Agar mendekati kejadian itu kita harus bayangkan berada pada saat itu.

Pertanyaan 12: Hasanuddin dari Kota Mataram NTB
Bapak Much. Khoiri yang saya hormati dan omjay yang saya muliakan. Bapak Much. Khoiri betul-betul hebat dalam memanfaatkan waktu dan perasaan. Mudah-mudahan saya pribadi bisa mengikuti jejak dan langkah bapak dan Omjay khusus dalam menulis. Apakah 17 jurus jitu ini harus da semua dalam diri seseorang baru bisa menjadi penulis hebat dan apakah yang kita alami dan rasakan dalam satu kali perjalanan bisa menjadi sebuah buku dan bagaimana cara mengembangkannya?
Jawaban:
17 strategi tidak harus semuanya, ambil yang relevan yang bisa diterapkan. Katakan Read better, write faster bagi pemula itu tidak cocok jangan lakukan. Kalau belum mahir jangan ngebut menulis ambil saja menulis pemula. Menulis dengan cara free writing.

Pertanyaan 13: Sri Budi Handayani dari Gresik
Bagaimana caranya mendisiplinkan diri agar terus menulis walau sedang sibuk?
Jawaban:
Pertama harus mendasari niat. Kalau ibu punya niat yang kuat ibu akan berkomitmen akan itu. Sehingga mempunyai daya bangkit ketika malas dan daya tahan saat ada godaan. Kalau tidak mau berkomitmen dengan waktu menulis itu sangat berat karena ini sebenarnya masalah mengelolah diri sendiri yang kurang baik bukan ketika mengetiknya.

Pertanyaan 14: Deswa Madin.
Pertanyaan saya, bagaimana caranya mengatasi kesombongan dalam menulis. Kadang ide sering muncul. Saat ide muncul, saya tak pernah mencatat. Dalam pikiran saya, tar-tar aja nyatatnya. Paling juga ingat. Nah ...saat malam tiba ingin menulis, ide yang tadi tersimpan hilang semua. Bagaimana cara mengatasi itu ya pak.
Jawaban:
Sebenarnya dalam menulis itu bukan seharusnya sombong justru kita harus merendah. Jadi penulis itu harus siap jadi orang yang banyak belajar. Bahwa semakin banyak yang belum kita baca berarti banyak yang belum kita ketahui. Sehingga sederhanakan bahwa kita dalam proses belajar terus. Seperti kata guru saya dulu di perantren "Kalau engkau belajar kepada orang atau engkau belajar suatu ilmu engkau harus merasa bodoh." Dalam hal ini dengan demikian kita merasa bodoh harus mencatat jangan biarkan berseliweran dan nantinya segera dan sempatkan memindahkan dalam kertas hingga tidak hilang. Kita harus mengatasi diri sendiri. Kita harus belajar, belajar,belajar. Merasa kurang dan bodoh hingga kita banyak belajar dengan apa yang belum kita kuasai.

Pertanyaan 15: Roni dari Timor
Menulis di waktu utama. Maaf. Saya baru baca materi. Apakah menulis di waktu utama itu seperti yang sering disebut tantangan menulis? Apa saja yang dapat ditulis dalam waktu utama.
Jawaban:
Menulis waktu utama ini waktu yang paling dipilih. Waktu senggang juga boleh. Masalah apa yang ditulis terserah apa saja. Kalau mau menulis puisi silakan, kalau mau menulis tentang catatan perjalanan silakan, kalau mau tulis biografi ya silakan. Itu semuanya masalah pembagian waktu mengelola waktu. Kenapa utama mungkin saja ada waktu luang yang ada. waktu luang itu kapan? Misalnya menunggu menunggu kereta api, menunggu pesawat terbang, menunngu kapal atau istirahat mengajar. Ingat menulis bukan hanya menulis itu sendiri tapi berfikir apa dan bagaimana menulis itu juga termasuk menulis.

Pertanyaan 16: Andy Muhtadin dari Beltim-Babel
Assalamualaikum...luar biasa master emcho. Mau tanya 17 jitu menulis dalam kesibukan ada poin ke 14 menulis yang banyak.beranjak dari hal itu seperti apa? sebab bagi pemula menulis satu buku sangat membutuhkan waktu yang banyak, sedangkan tawaran master emcho dalam 17 jitu harus banyak menulis yang banyak. Trims atas jawabannya.
Jawaban:
Pak Andy maksud saya menulis banyak itu jangan tidak selesai menulisnya. Sehari kuat nulis dua artikel boleh. Tidak usah bertarget sesuai dengan kapasitas saja. Bapak tidak perlu menggunakan semua strategi tersebut. Menulis banyak itu bukan harus kuantitas melebihi kapasitas. Kalau kapasitas bapak plus sedikit saja. Kalau bapak mampu satu minggu 2 tulisan tambah satu lagi jadi 3 tulisan.

Pertanyaan 17: Candra dari Langkat-Sumut
Master Emco, pertama terima kasih 17 strategi jitunya, sangat membantu. Saya membaca biografi master dimana master merupakan alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993), saya baca biografi penulis besar juga mereka pernah mengikuti program ini. Pertanyaan saya bisa share pengalaman master sampai bisa ikuti program ini? Ini program free kan master?
Jawaban:
Saya ikut International Writing Program tahun 1993. Saat itu satu-satunya pusat writing workshop/kreatif writing workshop didunia. Dari Indonesia yang ikut itu sudah banyak saya yang ke-32. Mengikuti itu melalui seleksi secara nasional ada dewan pemilihnya. Beruntungnya sekarang sudah ada 6 pusat writing workshop. Diantaranya amerika dan ingris namanya Writer Residen. Sekarang prioritas yang muda-muda yang dipilih. Saya pernah melamar tidak diterima karena mereka bilang saya sudah senior malah berkelakar sebaiknya bapak memberi materi bukan ikut lagi. Pak Candara, Free memang tapi harus melampaui seleksi yang pertama karya jurnalistik dan karya sastra yang cukup banyak dan direkomentasi tokoh-tokoh setempat serta menguasai bahasa Inggris. Coba cari tentang Writer Residen di internet. Disana pekerjaannya hanya menulis berbagi dan belajar. Khusus belajar proses kreatif itu.

Pertanyaan 18: Susilawati dari Kab. Cirebon
Selain hobi menulis cerita saya juga hobi menulis puisi meskipun semuanya masih berserakan. Yang mau saya tanyakan tentang menulis puisi, apa itu juga menulis? Terima kasih.
Jawaban:
Puisi itu juga suatu tulisan genre karya sastra, yang memiliki tiga genre utama: Pertama puisi, kedua prosa (cerpen, novelet, novel), prosa dan drama/lakon (sinetron). Ada juga karya jurnalistik membuat reportase. Ada buku-buku membuat biografi, autobiografi, ensiklopetia dan seterusnya itu juga menulis. Menulis itu adalah kegiatan menuangkan fikiran, perasaan dalam tulisan.

Pertanyaan 19: Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang
Assalamualaikum Om Chori
Saya bertanya tentang pengalaman om Choiri dalam tulis menulis. Di materi yang om sampaikan ada 17 cara jitu menulis, yang mau saya tanyakan penulis pemula, yaitu apa yang sebaiknya ditulis bagi penulis pemula/amatiran. Artikel atau buku,  mohon bagi pengalaman om Chii. Sekian wasalam
Jawaban:
Untuk pemula sebaiknya tulis artikel saja yang cukup pendek. Karena masih latihan saya sarankan sebaiknya tidak usah merancang buku dulu. Berat buku itu karena mencangkup sekian banyak artikel atau tulisan. Belajar dulu menulis artikel pendek dengan topik-topik yang ada di tempat bapak di Padang.

Pertanyaan 20: Yulius dari Roma_Tana Toraja.
Selamat sore Prof. Bagaimana mengorganisasikan kata-kata agar tulisan enak dibaca? Terima kasih.
Jawaban:
Cara menata kalimat agar tulisan enak itu lewat latihan. Menata kalimat itu keterampilan karena itu disebut Writing Skill buak Writing Knowlange. Keterampilan itu akan menjadi mahir ketika dipraktekkan dan dilatih akan menjadi terampil.

Pertanyaan 21: Kaswati dari SMKN 1 NGLEGOK KAB. BLITAR Jawa Timur
Assalamuaalaikum.wr.wb
Saya baru memulai menulis. Saya suka puisi. Apakah saat saya menulis puisi itu harus runtut gaya bahasanya, dan apakah kumpulan puisi buat penulis pemula bisa di jadikan buku. Sekian terima kasih
Jawaban:
Kalau ibu suka menulis puisi, ibu harus memahami juga puisi itu apa. Memahami kaidah-kaidahnya. Puisi itu adalah tulisan yang tidak bebas karena ada rima, ritma, simbol, majas yang harus diketahui harus ada maknanya.

Alhamdulillah, semua pertanyaan sudah dijawab dengan baik olek pak Emcho. Kemudian pak Emcho memberi pesan bahwa kesibukan selalu ada diantara kita. Karena pada hakikatnya hidup penuh dengan kesibukan yang penting adalah bagaimana kita menyiasati kesibukan itu sehingga kita bisa menunaikan kewajiban kita banyak cara yang sudah saya beri berupa 17 strategi silakan mana yang bisa digunakan dan diamalkan semoga berhasil.

Setelah selesai perkuliahan beralih pada Omjay sebagai moderator. Omjay mengatakan "Terima kasih banyak pak Emcho, atas berbagi ilmunya, semoga pak emcho selalu sehat dan dapat terus berbagi ilmu kepada kawan kawan guru."

Bagaimana dengan penjelasan di atas? Sesibuk apa kita? Apa hanya kita saja yang sibuk? Siapa sih yang tidak mempunyai kesibukan? Pertanyaan yang menohok bagi saya seakan dilemparkan belati tepat ke jantung saya. Materi yang sungguh memberi inpirasi dan membuka pikiran kita bahwa dalam kesibukan pasti ada waktu longgar. Itulah waktu yang seharusnya dapat kita gunakan untuk menulis. Tiap orang memiliki kesibukannya masing-masing dari anak-anak hingga ke orang dewasa untuk itu hendaknya kita tidak lagi menjadikan suatu kesibukan itu sebagai alasan untuk tidak menulis. Nikmati setiap kesibukan. Seperti quote Pramoedya Ananta "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulisi ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah, menulis adalah untuk keabadian." Untuk itu yuk sama-sama jadikan diri kita abadi di dunia ini dengan tulisan.




Rosamalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri


No comments:

Post a Comment