Thursday, May 7, 2020

Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi
Bersama:
Dr. Imron Rosidi


Kamis, 7 Mei 2020 kuliah online akan dimulai pukul 13.00 - 15.00 WIB. Sebelum dimulai Omjay selaku moderator mengirim biodata dan materi dari narasumber di youtobe PB PGRIpada hari ini. Berikut linknya https://youtu.be/G4ZCy5DYNFk . Berdasarkan biodata Narasumber kali ini adalah Dr. H. Imron Rosidi, S.Pd., M.Pdng
Kelahiran Surabaya, 10 Juni 1966. Banyak prestasi yang sudah diraihnya saat ini. Pak Imron juga memberi PPT Menulis Buku PGRI.

Kemudian Omjay juga mengatakan materinya kali ini agak beda dengan kemarin. Sekarang Motivasi menulis buku. lalu Omjay memulai dengan mengucap salam «Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh» dan «Selamat siang guru guru hebat Indonesia.» dan menyapa «Senang sekali bisa berjumpa anda kembali hari ini walaupun hanya lewat wa group.» Omjay juga melanjutkan siang ini kita akan mendapatkan pengetahuan tambahan dari Bapak Dr. Imron Rosidi. Kepada pak @+62 812-1050-0199 Kami persilahkan menyampaikan materinya.

Disambut oleh pak Imron dengan mengucapkan «Assalamualaikum wr wb. Selamat siang Bapak Ibu guru HEBAT. Saat ini marilah kita memotivasi diri untuk menjadi guru penulis. Guru yang visioner. Setelah kemarin pak Imron beri materi menulis untuk kenaikan pangkat. Sekarang fokus ke menulis buku.

Beliau mengatakan sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku.

Mengapa demikian?
Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Bapak ibu semua punya itu. Berarti pastilah bisa menulis. Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara. Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca. Sudah

Kemudian lanjut ke menulis buku. Saya yakin bapak ibu sudah komit akan menulis buku. Lihat di tayangan saya. Ada tulisan mahasiswa? Tulisan santri saya dari Pondok Sidogiri dan Salafiyah, dan dari para guru. Saya yakin bapak ibu bisa.

Mengapa guru tidak menulis?
Ada 2 jawaban.
  1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis
  2. Tidak tahu cara menulis
  3.  
Nah di sini kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis. Coba dibuka di ppt. Ingat. Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. SEBAB Orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepak bola. Dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Apa vitaminnya seorang penulis? Ya buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis.

Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Saya yakin dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa. Pengalaman saya menulis buku, diawali dengan menulis LKS. Dari LKS ini justru saya mendapatkan semuanya. Itu dulu karena dulu LKS wajib dimiliki siswa. Setelah itu saya menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum.

Mari bapak ibu guru. Bisa diawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran. Lakukan pasti bisa dengan langkah-langkah dalam ppt. Di sana juga ada alamat penerbit major dan apabila bapak ibu mau mengirimkan karya ke penerbit harus melihat visi penerbit tersebut. Terima kasih. Wassalamualaikum wr wb. Selamat siang.

Begitulah penjelas pak Imron tentang materi hari ini. kemudian dibuka sesi tanya jawab. Sebelumnya diingatkan kembali mohon tuliskan nama dan asal daerahnya ketika bertanya. Kirim pertanyaan ke wa omjay di 08159155515.

Pertanyaan 1: Bu Beni dari Bojonegoro
Yth.Bapak Imron Rosidi. Terima kasih atas ilmunya siang hari ini, saya bu Beni Bojonegoro, ingin menanyakan bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik, kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka membaca buku, lebih menyukai youtube. Terima kasih
Jawaban:
Pertanyaan yang menarik. Sekarang ibu harus melihat dulu, siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal-hal yang saat ini sudah hit. Mungkin tulisan tentang kiat belajar di rumah disaat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik. Dicoba saja ibu. Jangan takut jelek dan tidak laku.


Pertanyaan 2: Fatma Eviana dari Pati
Saya termasuk kategori yang sering di paparkan bapak ibu narasumber yang terhormat, dari kecil saya suka membaca dan menulis dan selalu terputus ditengah jalan, karena selalu mencari alasan dan selalu ada alasan itu, salah satunya adalah aturan pembuatan tulisan yang di paparkan bapak dalam ppt, mohon di jelaskan lebih spesifik lagi karena saya selalu tergerak tetapi tidak bisa menulis. Terima kasih atas bantuannya pemahamannya.
Jawaban:
Begini, antara otak kita yang berjalan lancar dengan tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah.
Setelah dianggap selesai, mungkin 4 sampai dengan 6 paragrag paragraf. Dibaca lagi sambil membenahi yang salah
Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dalam menulis. Kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi harus sekali duduk. Makanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yang akan ditulis.

Pertanyaan 3: Noralia dari Semarang
Assalamualaikum bapak, materi yang bapak sampaikan benar-benar motivatif sekali. Bahkan mahasiswa dan santripun sudah bisa menerbitkan buku sendiri. Jadi merasa malu saya.
Pertanyaan saya:
  1. Passion saya lebih ke buku non fiksi, karena pernah membuat karya fiksi, hasilnya terlihat sangat sinetron sekali pak. Di buku non fiksi, apakah daftar pustaka disematkan juga dalam isi buku, ataukah cukup di sematkan di bagian daftar pustaka saja? Seperti ketika kita membuat artikel ilmiah.
  2. Biasanya untuk terbitan pertama, penerbit akan mencetak bukunya sejumlah berapa eksemplar pak?
  3. Untuk di buku antologi itukan berarti buku keroyokan dari banyak penulis, untuk pemberian sistem royaltinya bagaimana?
  4. Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke penerbit mana ya pak kita dapat menawarkan buku kita?
Jawaban:
  1. Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dengan diberi footnote.
  2. Tergantung prediksi penerbit. Maaf, buku saya yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5000 eksemplar. Kalau menerbitkan sendiri 5 eksemplar bisa, 100 juga bisa.
  3. Biasanya penerbit major tidak menerbitkan buku antologi yang royokan
  4. Sebagai penulis pemula, ke penerbit indie atau menerbitkan sendiri dulu. Artinya dengan biaya sendiri, nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim ke major. Ingat lihat visi penerbit.

Pertanyaan 4: Astuti Triasmani dari Yogyakarta
Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat kita untuk kita bisa menemukan sesuatu agar bisa berlanjut ke menulis buku itu apa pak?
Jawaban:
Seorang penulis itu harus selalu mempersejatai dengan sebuah pena. Sekarang bisa dengan hp untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 sampai dengan 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama jenengan akan dicatat oleh tim redaktur.

Pertanyaan 5: Yulius Roma dari Tana Toraja.
Selamat siang, pak Imron, selain motivasi terdapat juga passion dalam menulis. Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan keduanya. Terima kasih.
Jawaban:
Tentunya setiap orang berbeda. Gairah dan motivasi keduanya sijoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi aku harus nulis agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tulisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan menulis.

Hanya cerita. Saya punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil. Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang beri apresiasi. Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku-buku selanjutnya

Pertanyaan 6: Fadli dari NTT
Bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup kalimat atau paragraf? Terima kasih
Jawaban:
Paragraf itu gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, 1) Mengulang kata yang sebelumnya disebutkan, 2) Mengganti dengan kata lain yang sama maknanya, dan 3) Memberi konjungsi antarkalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sampai dengan 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas. Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan maksimal 5 kalimat.

Pertanyaan 7: Winarti dari Kota Tangerang
Assalamu'alaikum, maaf pak Dr. Imron yang hebat, saya akan bertanya apakah karya tulis/buku untuk syarat naik pangkat dari gol. 3 ke gol 4 ada perbedaannya? Terima kasih.
Jawaban:
Tidak ada. Yang penting kalau berISBN nilai 3 dan kalau tidak nilai 1.5

Pertanyaan 8: Reni dari Bantaeng Sulsel
Sejak kapan bapak mulai menulis buku? Bagaimana bapak mengatasi jika bapak sedang banyak urusan/kegiatan/acara dan juga harus meluangkan waktu untuk menulis?
Jawaban:
Saya menulis sebenarnya baru masuk menjadi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP Himpunan Mahasiswa Penulis. Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang terbit. Itu karena motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu itu dia bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Alhamdulillah saat itu buku saya diterbitkan oleh penerbit YA3 malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul. Penulis itu harus mau mengorbankan waktu. Selain saya sekarang jadi kepala sekolah, saya juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Kapan menulis. Setiap malam dan setiap ada waktu luang. Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sampai berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis

Pertanyaan 9: Siti Fatimah dari Mojokerto
Assalamualaikum. Mohon ijin bertanya.
  1. Jika ingin menerbitkan buku di penerbit mayor harus faham visi misi penerbit. Mohon mengupas beberapa penerbit beserta karakteristik tulisan yang diterima.
  2. Untuk kenaikan pangkat, buku kumpulan puisi dan cerpen karya sendiri, masing-masing buku isi berapa. Untuk bisa dinilai. Terima kasih.
Jawaban:
  1. Untuk bisa ke major, usahakan kita sudah terkenal dulu. Untuk mengetahuinya bagaimana? Buka google, ketik nama dan asal. Kalau ada berarti sudah terkenal. Untuk mengetahui visi misinya ya buka google. Atau yang paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yang selaras dengan buku yang anda tulis. Nah. Kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke balai pustaka misalnya, Ya Korim ke Mizan. Ya gitu.
  2. Lihat di buku 4. Kalau puisi lebih dari 20 nilai 2, kalau lebih dari 40 nilai 4. Kalau cerpen lebih dari 10 nilai 2 dan kalau lebih dari 20 nilai 4. Itu ada di ppt saya. Jadi meja saya harus dipenuhi dulu dengan buku-buku yang sesuai dengan buku yang akan saya tulis.

Pertanyaan 10: Achmad Husin dari Bangka
Terima kasih atas pencerahan dan penjelasan sudahnya. Yth. bapak Dr.Imron, yang ingin saya tanyakan. Bagaimana kiat-kiat cara cepat baca buku-buku yang berkaitan dengan buku akan di tulis, dan berapa buku minimal saya baca sehari ?
Jawaban:
Saat ini saya akan menulis buku MEWUJUDKAN SEKOLAH PARA PENELITI. Saya penuhi meja saya dengan buku-buku penelitian dan buku-buku tentang pengelolaan sekolah. Seorang penulis harus memiliki segudang buku.

Pertanyaan 11: M Rasyid Nur dari Karimun
Pak Imron Rosidi Yth: Untuk saat ini, saat karakter anak jauh berbeda dengan zaman dulu. Buku apa yang sebaiknya kita tulis yang bisa jadi bahan bacaan siswa sekaligus bisa untuk naik pangkat.
Jawaban:
Ya. Tidak bisa kita hindari. Yang penting orientasi kita menulis adalah untuk berbagi ilmu. Itu dulu. Untuk naik pangkat adalah buku pendidikan dan pembelajaran dan buku pelajaran. Ini yang bisa dinilai.

Pertanyaan 12: Muh. Said dari Makassar
Saya sangat tertarik dengan penjelasan bapak tentang syarat kenaikan pangkat.
Pertanyaan :
  1. Dalam penyusunan DUPAK masih berdasarkan dengan Permenpan No.16 tahun 2009 dan No.35 tahun 2010. Apakah belum terbit Juknis yang baru?
  2. Penilaian untuk PKB khususnya Publikasi ilmiah pada golongan IV.b ke atas apakah memang diseminarkan ? Mohon penjelasan bapak.
Jawaban:
Wassalamualaykum.
  1. Masih tetap sekarang proses revisi
  2. Yang diseminarkan hanya laporan penelitian, misal PTK saja. PKB lainnya tidak.

Pertanyaan 13: Fatimah S.Si dari Aceh
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, ilmu yang bapak berikan sangat bermanfaat bagi kita semuanya, Sebenarnya saya ingin menulis tentang pembelajaran fisika, tapi saya masih ragu-ragu, dan kurang percaya diri, tolong bapak berikan tips supaya kami bisa menulis buku tersebut, terima kasih.
Jawaban:
Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Semangat ibu. Mulailah dengan 3P. 1) person. banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti, dengan apa yang akan kita tulis, 2) Paper membeli buku-buku yang sesuai dengan yang akan kita tulis dan 3) place, mendatangi tempat yang akan kita tulis. Semangat ya bu. Bisa wa lagi nanti ke nomor saya.

Pertanyaan 14: Said Wahid dari Mojokerto
Assalamu'alaikum bang jay, salam hormat kepada pak doktor Imron yang baik hati
  1. Tulisan bunga rampai yang dibukukan apakah bisa dijadikan kredit point kenaikan pangkat? Mengingat batas penulis kan dibatasi 4 orang saja yang bisa diajukan nilai AK nya.
  2. Tulisan puisi yang dapat dijadikan kenaikan angka kredit itu prosedurnya bagaimana?
  3. Saya guru Agama, ijazah yang sudah saya ajukan sesuai dengan kepangkatan saya adalah S1. Agama dan S2. Agama, dan saya punya ijazah S1 Pend. Sejarah, apakah bisa diajukan untuk kenaikan pangkat, prosedurnya bagaimana? Terima kasih banyak.
Jawaban:
  1. Bunga rampai apa? Kalau puisi ya minimal 20 puisi. Kalau artikel populer 1 bisa asal diterbitkan.
  2. Puisi yang sudah diterbitkan ber ISBN minimal 20 puisi dan bisa lebih dari 40 puisi. Baca buku 4.
  3. Yang diakui hanya 1 ijazah yang setingkat. S1.Sejarah tidak dinilai.

Pertanyaan 15: Pajarwati dari Tangerang
Selamat siang pak Imron. Dalam kenaikan pangkat untuk gololongan yang di atas IIIc mengharuskan memiliki karya berupa buku. Bagaimana trik menggairahkan diri untuk menulis buku, karena kenyataannya banyak kendala yang di hadapi.
Jawaban:
Untuk buku hanya disyaratkan saat ke IV dan yang di bawahnya tidak. Tetap bergairah dengan melihat senangnya apabila buku kita terbit. Ayo nulis buku dan kirim ke saya


Pertanyaan 16: Ika Ssiswati dari Kota Tanggerang.
Assalamualaikum. Mau bertanya apa yang melatarbelakangi bapak menulis buku LKS?
Jawaban:
Saat itu tahu 1990 an banyal bermunculan LKS. LKS tetapi hanya berupa pertanyaan dan titik-titik. Seperti hanya menyedialan kertas. Lalu saya pingin membuat LKS yang berbeda. Selain banyak flowchart, juga menuntut cara mengisinya, tidak sekadar titik-titik LKS saya setiap terbit 25.000 eksemplar. Saya saat itu masih bujang. Dapat royalty 30jt. Saat itu. Bisa dibayangkan.

Pertanyaan 17:
Selamat sore pak Imron. Saya harus jujur karena ini pertama sekali saya ikut kelas Menulis buku, sebenarnya dengan materi kemarin dari Ibu Farrah, saya menemukan kalau passion saya menulis buku anak-anak non fiksi. Yang saya mau tanya sekaligus masukan, ataupun saran dari bapak karena saya ini orangnya takut gagal pak.
  1. Pertama kali bapak menulis buku, adakah review negatif dari pembaca?
  2. Kalau ada, bagaimana perasaan bapak ketika menerima komentar-komentar negatif tersebut dan kiat apa yang bapak lakukan untuk terus menulis dari setiap kesàlahan-kesalahan yang ada. Terima kasih.
Jawaban:
Ada. jadikan penilaian negatif sebagai cambuk untuk membuktikan bahwa tulisan selanjutnya akan lebih bagus. Itu sebagai motivasi.

Pertanyaan 18 Warsih dari Kota Tangerang
Mau tanya sama pak Doktor. Kalau membuat LKS bisa tidak untuk syarat naik pangkat. Dan syarat utama buku yang bisa digunakan untuk syarat naik pangkat yang bagaimana. Trimakasih
Jawaban:
LKS tidak bisa dinilai

Itulah hasil diskusi hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk selalu memotivasi diri selalu menulis dan akhirnya berprestasi.


Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri




9 comments: