Friday, April 3, 2020


Pengalamanku Menuju Tulisan


Sudah terlalu lama ingin bergabung dalam kegiatan menulis tetapi tidak mempunyai keberanian. Selain merasa penggunaan kata-kata yang kurang tepat, rasa minder juga menghampiri. Setiap kali ada informasi tentang menulis aku selalu KEPO. Ingin tau, tanya ini itu, tapi tetap tidak menulis . Hanya bergumam ooo begitu cara menulis. Banyak yang menyemangatkan diri untuk ikut dengan kata-kata sederhana. Bergabung aja dulu, liat-liat, baca-baca, nulis dikit-dikit tentang apapun itu.

Teringat olehku waktu libur lebaran kemaren. Aku mudik berkumpul bersama keluarga yang ku rindui. Ada seseorang yang sangat ku kenal. Beliau adalah ibuku. Beliau telah menghasilkan 4 buku. Dua buku pribadi dan dua buku antologi. Sebagai seorang penulis, ibu selalu menyarankan aku untuk menulis. Beliau berikan motivasi dengan dialeg melayu karena diriku dan ibuku dulunya tinggal ditanah melayu. Daerah yang berada berdekatan dengan negara Singgapura dan Malaysia. "Tulis aje tiap hari satu paragraf, besok tulis lagi dan seterusnye. Nanti you (panggilan ibu terhadap diriku kadang awak, you dan link) bace lagi pasti nanti dapat merevisi dengan sendirinya." Bahkan ada motivasinya yang sedikit menohok hati "Ibu sudah tua aje masih rajin menulis, you masih mude, kok malas." wow kalimat yang memanah menembus tepat kejantungku. Aku terdiam dan menyimpan rasa malu. Meskipun bidikan anak panah tetap di jantungku, aku masih saja belum bisa beranjak dari rasa takut dan minder untuk menulis. Dan akhirnya ku lupakan dan tidak peduli meski rasa sakit hati ada.

Suatu subuh ibu mengajakku jogging setelah sholat di mesjid. Beliau meminta ku untuk menemaninya mencari pemandangan yang bagus dan nantinya dijadikan bahan cerita olehnya. dengan senang hati ku menemani sambil sharing berbagai hal. Dan pastinya tidak ketinggalan tentang menulis. Begitu asyik bercerita tiba-tiba ibu berkata: "Wow, ini bagus link nanti akan ibu jadikan cover buku ibu yang akan segera dikirim kepenerbit." Sambil cekrek-cekrek menabadikan pemandangan yang indah pada gawainya. Selama kebersamaan tak pernah lepas ibu membicarakan tentang buku yang akan rilis. Tampak wajah kebahagiaan diwajahnya. Aku bangga padamu bu dan disudut hatiku berkata aku juga iri padamu.

Beberapa bulan kemudian ketika membuka FB laman yang pertama ku temui tentang informasi penyelenggaraan SAGUSABU (Satu Buku Satu Guru) yang akan diadakan bulan depan. Serrr rasa itu datang lagi. Tetap ku KEPO mencari tau bahkan dengan penasaran ku itu temanku menyarankan "Yuk ikutan yuk." Setelah dilihat jadwalnya ternyata akan menganggu waktuku mengajar. Ku urungkan niat dan ku katakan tidak bisa mengikutinya. Karena dihari itu aku mengajar. Sebenarnya itu alasan saja karena keberanianku belum ada. Seandainya aku benar-benar berkeinginan, pimpinan ku pasti memberi izin karena ilmu seperti itu tidak akan sering terjadi dalam waktu dekat.

Banyak kesempatan yang ku lepas begitu saja karena rasa takut dan minder yang berlebihan. Setelah SAGUSABU berlalu, masih melalui FB kembali ku membaca belajar menulis secara online dengan cara belajar menggunakan aplikasi WA. Kali pertama ku beranikan diri untuk mendaftar. Setelah dataku terkirim, admin yang memberitahu jika aku sudah siap akan segera dibimbing oleh pakar dalam menulis. Uhhh dagdigdung jantung ini berdegup lebih kencang dari biasanya. Seorang pakar menulis akan membimbingku. Seorang pakar akan mengetahui kebodohanku dalam menulis. Seorang pakar akan tau segala kekurangan ku. Itu kalimat yang berkecamuk dihati dan pikiranku. Tidak berani ku katakan YA. Ku biarkan saja pertanyaan kesediaan ku untuk belajar menulis. Kembali ku gagal melawan keetakutan dan rasa minder ku. Selang beberapa hari temanku menawarkan kembali bahwa ada belajar online melalui WA Grup, yang pesertanya nasional. Yang artinya bisa dari sabang sampai merauke. Belum sempat ku jawab, temanku sudah memasukkan ku bergabung pada grup tersebut. Entah kenapa brosur itu ku jadikan status di WA ku. Tak lama ada temanku bertanya akan hal itu yang menurutku dia berminat karena dibrosur itu tampak jelas satu tulisan yang siapapun yang ingin belajar menulis akan tergiur. Yaitu tulisan GRATIS. Maklum ya siapa sih yang tidak mau gratis termasuk diriku. Karena melihat keinginannya ku minta ia menyebarkan di grup sekolahnya. Mana tau ada yang ingin mengikuti juga biar ramai-ramai kita belajar. Ternyata benar ada 4 orang teman yang kukenal mendaftar untuk ikut belajar menulis online. Hatiku senang inilah awal keberanian ku muncul. Karena memiliki teman-teman yang sama sepertiku. Sama-sama pemula, sama-sama ingin belajar menulis, dan yang pasti sama-sama tertarik dengan kata Gratis. hahahaha.

Setelah sampai pada masanya tiba rasa antusiasku semakin mendalam. Disesi pertama sesuatu yang mengungah hatiku dengan tantangan menulis 3 alenia saja. Semua mengalir begitu saja. Tanpa memikir benar salah, letak tanda baca tepat atau tidak, kata ku: «hantam sajalah.» Yang penting aku sudah mencoba untuk ikut serta menulis. Alhamdulillah tidak ada celaan sedikit pun dari tulisan ku. Mungkin bukan tidak ada celanya tapi begitulah cara penggagas pelaksana kegiatan menulis belajar ini memancing aku untuk tetap menulis. Dibiarkan mengalir begitu saja, tanpa dikoreksi. Kata-kata penggagas tulis saja apa yang disukai dan kuasai dan nantikan apa yang akan terjadi di akhir kegiatan. Setelah selesai menulis cerita 3 alenia diakhiri dengan sesuatu yang langsung ku sadari ternyata menulis 3 alenia itu harus ada pendahuluan, isi dan penutup. Begitu cara penggagas memberi masukan dalam menulis. Karena masih awal, penggagas kegiatan ini memberi beberapa challange untuk menulis kembali 3 alenia dengan menampilkan beberapa gambar untuk dijadikan tilisan 3 alenia.Merasa tertantang kembali ku coba menulis. Menulis kali ini mencoba menerapkan ketentuan adanya pendahuluan pada alenia pertama, isi pada alenia kedua, dan penutup pada alenia ketiga. Pelan-pelan merubah semua yang kata-kataku hantam sajalah menjadi yang sesuai dengan yang diharapkan. akhirnya bisa kuterapkan dalam challenge yang diberikan. Waktu berjalan, pada hari-hari berikutnya aku terlena dengan belajar menulis dan menjadi sesuatu yang kusukai dalam menjalaninya. Meski banyak hambatan oleh jaringan yang tidak bersahabat, alhamdulillah sampai saat ini aku masih bersemangat belajar menulis.

Selama belajar menulis beberapa hari ini banyak sekali hal baru yang ku peroleh seperti Pentigraf, membuat dan menulis di Blog, Mengisi konten Youtobe yang sudah lama dibuat tapi tidak pandai menggunakannya, membangun Branding, aplikasi WebEx, aplikasi Zoom, cara menerbikan buku, motivasi untuk terus menulis, dan banyak lagi. Semuanya ku jalani dengan antusias dan bersemangat. Meski kadang ada rasa sedih dan kecewa dengan jaringan yang tidak mendukung.

Alhamdulillah dalam waktu kurang dari seminggu blog ku sudah menghasilkan 14 tulisan yang merupakan tugas dan challange dari penggagas kegiatan menulis yang sedang ku geluti ini. Tulisan Sang Pemula. Yang harus belajar banyak, membutukan bimbingan, dan motivasi. Semoga hari-hariku bisa intens menulis di blog dan apa yang ku tulis bisa memberi pengetahuan yang baru buat orang yang membaca dan memberi inspirasi serta motivasi bagi orang banyak.



Sang Pemula
Minim ilmunya
Besar penasarannya
Minim tulisannya
Besar semangatnya



2 comments:

  1. Wah, kalimat ibu memang menohok ya... Oke oke. Tulis saja, satu hari satu paragraf. Yes.

    Inspiratif πŸ˜ŠπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  2. Ah ibu ditta buat saya malu deh. Betewe dibaca senior terasa sesuatu. Kalau bisa koreksi tulisan saya ya buk. Maklum baru belajar krn selalu di TOHOK oleh ibu tersayangπŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

    ReplyDelete