Tuesday, April 7, 2020


Menulis Tanpa Ide
Bersama:
Budiman Hakim



  
Narasumber kali ini adalah seorang penggiat literasi yang mengawali karirnya sebagai copywriter. Beliau adalah Budiman Hakim yang sering dipanggil sebagai Om Bud. Orang periklanan, anak-anaknya, istri, teman bahkan mertuanya memanggil Om Bud. Berbagai penghargaan banyak diraihnya baik itu di ajang festival periklanan lokal maupun internasional. Sekarang ini Budiman Hakim lebih memfokuskan diri sebagai pengajar, baik di kampus, pengusaha UKM dan korporasi di Indonesia. Banyak buku yang telah beliau tulis. Salah satunya "Menulis Tanpa Ide." Pas banget dengan tema materi kali ini Menulis Tanpa Ide.



Belajar menulis ini yang dimoderatori oleh Akbar Zainudin, diawali dengan perkenalan dan sebuah pertanyaan, "Bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja!." itu yang dikatakan Om Bud.

Berikut penjelasan Om Bud
Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya.

Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan :
Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak?

Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah EMOSI.

Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Sayang, pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Ketika kita ingin menulis, seringkali kita tidak punya ide. Orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers block. Nah, untuk mengantisipasi hal itu Om Bud membagi 2 metode yang bisa kita lakukan.

  1. Memanfaatkan Emosi
  2. Caranya sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini dinamai CERPENTING oleh OM Bud. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting.         



    Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa, marah, atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain semua rasa yang menggugah emosi kita. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut. Perlu dipahami benar, bahwa cerita harus benar-benar TIDAK PENTING penegasan Om Bud. Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Karena kalau kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING. Pastinya bakalan jadi bagus banget. Berikut contoh cerpenting  

    BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT

    Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.

    “Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.

    “Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.

    Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”

    “Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.

    “Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”

    Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”

    “HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”

          
  3. Memancing Emosi
  4. Dari emosi yang kita dapat bisa kita konversikan menjadi ide. Caranya adalah dengan memperhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian digabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang. Contoh cerpenting yang buat dari benda-benda yang dipilih pintu, kasur, sepatu tua, kulkas, handuk, dan pancuran.  

    Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

    “Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

    Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

    “Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara. 

    “Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

    Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

    “I HATE YOU!!!!!!”””
     
    Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….
Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus menulius.Jika sudah terbiasa menulis cerpenting, maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Tidak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi. Jadi tidak ada salahnya kita abadikan. Kalau kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting. So, apa lagi gaess mari menulis, menulis dan menulis.
"Ide itu bukan ditunggu. Tapi, harus dipancing.»




Rosmalinda Aziz
SMPN 2 Kundur Barat
Karimun, Kepri



4 comments: